PAREPARE, PIJARNEWS.COM–Kuliah Semester Genap tahun akademik 2024/2025 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare secara resmi dibuka. Kegiatan pembukaan berlangsung di Gedung Auditorium IAIN Parepare, pada Senin (24/02/2025).
Kegiatan diikuti langsung Rektor IAIN Parepare, Wakil Rektor, Civitas Akademika, dan ribuan mahasiswa IAIN Parepare. Kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan orasi ilmiah, yang dibawakan oleh Wakil Dekan I FAKSHI,Dr Aris dan Dekan Tarbiyah, Dr Zulfah Fahruddin.
Rektor IAIN Parepare, Prof Dr. Hannani Yunus, M.Ag., dalam kesempatan ini secara resmi membuka kuliah semester genap TA 2024/2025. Sekaligus menyampaikan trik khusus belajar untuk menguasai ilmu dan keterampilan melalui aturan 10.000 jam untuk sukses.
Hannani menyebut bahwa mahasiswa butuh 10.000 jam untuk sukses dan kekuatan fokus dalam aturan 10.000 jam. Hal tersebut ia kutip dari buku Marcolm Gladwell berjudul “Outliers: The Story of Success”.
Marcolm Gladwell sebelumnya telah mencatat auto biografi orang-orang sukses di dunia ini, kata Hannani. Terdapat bab khusus dalam buku tersebut yang menjelaskan perihal aturan 10.000 jam.
“Berlatih dengan keras, berlatih dengan lama, dan kamu akan menjadi ahli, menempati posisi puncak dibidang yang kamu kuasai. Sehingga kesimpulannya setiap orang sukses yang ada di dunia ini menjadi sukses karena mau menginvestasikan waktunya 10.000 jam, bahkan lebih,” ujarnya.
Pernyataan dalam buku tersebut juga didukung oleh Professor di Universitas Florida, K. Anders Ericsson yang meneliti atlet profesional, musisi tingkat dunia, master catur, dan ahli-ahli top dunia lainnya. Tentang berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk menjadi ahli.
Dalam penelitian ini K. Anders Ericsson membagi mahasiswanya menjadi 3 kelompok. Mulai dari kelompok mahasiswa yang sangat berpotensi, mahasiswa yang berpotensi sedang, serta adapula kelompok mahasiswa yang tidak punya potensi tetapi punya keinginan.
Ternyata dari kesimpulan K. Anders Ericsson ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjadi profesional dan ahli ternyata sejak kecil telah menginvestasikan waktunya untuk belajar musik dan lainnya. Buku tersebut berjudul PEAK Secret From the New Science of Expertise.
Pada kesempatan yang sama, Rektor IAIN Parepare tersebut juga mengutip kata-kata dari Bruce Lee, seorang aktor dan ahli seni bela diri dari Hongkong. “I Fear not the man who has practiced 10.000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10.000 times,”
Jika diterjemahkan kutipan tersebut berarti “Aku tidak takut pada orang yang telah berlatih 10.000 tendangan sekali, tapi aku takut kepada orang yang telah berlatih satu tendangan 10.000 kali,” kutipan tersebut menggambarkan pentingnya berusaha fokus pada satu bidang daripada fokus pada banyak bidang dalam satu waktu.
Serta ada pula kutipan dari Cristiano Ronaldo, “Talent without working hard is nothing,” yang berarti “Bakat tanpa kerja keras tidak ada artinya,” menunjukkan bahwa bakat yang ada mestilah di asah dengan kerja keras dan kesungguhan.
Kemudian ia menyebutkan bahwa investasi waktu 10.000 jam tersebut bisa di kurangi. Sesuai buku yang ditulis oleh Josh Kaufman, berjudul The First 20 hours: Mastering The Toughest Part of Learning Anything. Jika 10.000 jam terasa berat, maka dua puluh jam pertama sudah cukup untuk menguasai sesuatu dalam buku ini, kata Hannani.
Langkah untuk mencapai 20 jam tersebut, dikenal dengan Rapid Skill Acquisition. Sebuah skil dapat dikuasai melalui beberapa langkah.
Yaitu menentukan target kemahiran, memecah skill menjadi sub-skill, memilih materi dan referensi, menghapus hambatan, berlatih dengan intensif.
“Pokoknya kuliah di IAIN Parepare itu harus mahir, salah satu caranya ialah melalui Rapid Skill Acquisition tersebut. Oleh karena itu anak-anakku sekalian tentukan dengan jelas apa yang ingin kalian pelajari,” pesan Hannani memotivasi ribuan mahasiswanya.
Lebih lanjut, Hannani juga membagikan pengalamannya saat belajar kitab kuning sejak di pondok dengan bersungguh-sungguh. Belajar otodidak juga menjadi tips ampuh saat belajar ala Rektor IAIN Parepare tersebut.
Belajar sendiri tentunya harus siap meluangkan waktu sebagai bagian dari proses belajar, katanya.
Terakhir ia mengatakan kalau ada orang membaca, kemudian ia tidak punya metode. Maka sampai selesai masa belajarnya itu tidak ada yang dia tau. Maka dari itu dalam kesempatan tersebut ia membagikan metode SQ3R (Scanning, Question, Read, Recite, dan Recal) sebagai metode belajar/membaca yang ia rekomendasikan pada seluruh mahasiswa IAIN Parepare.
Reporter: Rizkyanti