MAMUJU, PIJARNEWS.COM–Belajar dari kejadian-kejadian bencana yang pernah terjadi di Sulbar dan hasil analisis kajian risiko bencana yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sulbar memiliki tingkat risiko paling tinggi di Indonesia dengan skor 166,49.
Hal itu di ungkapkan Sekretaris Provinsi Sekprov Sulbar Muhammad Idris saat membuka rapat Pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Prov. Sulbar, di Aula Hotel Berkah Mamuju, Selasa (12/10/2021).
Pembentukan FPRB oleh BPBD Sulbar tersebut, sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah meningkatkan kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana, yang bertujuan untuk menurunkan tingkat resiko bencana daerah khususnya di Sulbar.
“Oleh karena itu, Kita harus siap dan mampu menurunkan tingkat risiko tersebut dengan meningkatkan indeks ketahanan daerah dalam penanggulangan bencana,” kata Idris.
Upaya menurunkan indeks risiko bencana, kata Idris, akan mampu dilaksanakan dengan mengimplementasikan sejumlah fase, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring serta evaluasi, guna meningkatkan indeks ketahanan daerah Sulbar dalam penanggulangan bencana.
Selain itu, juga harus mampu menyusun kebijakan-kebijakan untuk bisa menurunkan indeks risiko bencana di Sulbar.
Rapat Pembentukan FPRB diikuti sebanyak 20 orang peserta dari beberapa OPD se- Sulbar, Perbankan, dan organisasi lain.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Asisten I Bidang Pemkesra Setda Sulbar, M. Natsir, Kepala BPBD Sulbar, Darno Majid, Kepala Dinas Sosial Sulbar, Andi Bau Akram, Forkopimda dan undangan lainnya.