MAMUJU, PIJARNEWS.COM–Dalam rangka pengujian penyakit Brusellosis Badan Karantina Pertanian Sulbar bersama Balai Besar Veteriner, serta Dinas Pertanian dan Pangan Polewali Mandar mengambil sampel darah sapi. Kegiatan itu dilakukan dua tahap di Polewali Mandar.
Hal itu di ungkapkan Sekprov Sulbar, Muhammad Idris saat membuka Seminar Pemantauan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Regional Pulau Sulawesi dan Maluku 2021, yang berlangsung di Ballroom D’maleo Hotel Mamuju, Rabu (1/9/2021).
Pemantauan HPHK tersebut merupakan kegiatan rutin dilakukan setiap tahun.
“Saya berharap hasil pemantauan HPHK tersebut dapat mendukung percepatan penambahan populasi sapi dan kambing dari aspek pengendalian penyakit dan mendukung percepatan ekspor komoditas peternakan Sulbar,” kata Idris.
Menurut Sekprov, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar terjadi pada kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan. Pertumbuhan sektor pertanian sekitar 1,48 persen dan kontribusi pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi Sulbar 42,95 persen. Berdasarkan data BPS Sulbar tahun 2021, pada triwulan II tumbuh (Growth) sebesar 5,44 persen dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2020 (year on year).
“Hal ini menunjukkan bahwa pertanian menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat Sulbar. Oleh karena itu, sudah selayaknya pembangunan pertanian akan terus mendapatkan prioritas agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,”tandas Idris.
Ia juga menyampaikan, Kementerian Pertanian memiliki program unggulan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) komoditas pertanian, dengan capaian kinerja ekspor Sulbar dari Januari hingga Juni 2021 sebesar 4,4 T naik menjadi 30,10 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2020. Data tersebut berdasarkan BPS Sulbar.
“Pemerintah daerah akan senantiasa berperan aktif di dalam mensinergikan dan menselaraskan program-program pembangunan Kementerian Pertanian, dengan berusaha mengundang investor porang dan sarang walet untuk dapat menanamkan modalnya di Sulbar, agar program Gratieks ekspor komoditas pertanian dapat berjalan lancar,”ucap Idris.
Kepala Karantina Pertanian Sulbar, Agus Karyono berharap seminar HPHK kiranya dapat mewujudkan Gratieks komoditi peternakan dan menjadikan suatu dukungan kerjasama program yang berjalan lancar, demi meningkatkan kesejahteraan petani khususnya masyarakat Sulbar.
“Hasil pemantauan HPHK kiranya dapat menjadikan sebagai dukungan dalam mewujudkan Gratieks komoditi peternakan. Selain itu, kerjasama program tersebut dapat menjadi dukungan untuk mensejahterakan petani khususnya di Sulbar,”harap Agus.
Seminar itu juga berlangsung secara virtual Se-Sulawesi dan Maluku, yang diikuti Kementerian Pertanian, Para Koordinator Substansi Karantina Hewan, Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina Pertanian, para pimpinan dan staf Badan Karantina Pertanian Sulbar.