POLMAN, PIJARNEWS.COM — Amiruddin alias Ompeng (28) menderita penyakit tumor di dalam dadanya. Ia mengaku penyakit itu baru dirasakan setelah berjalan tiga tahun. Ditemui dirumahnya di Desa Rea Timur Kecamatan Binuang Polman, Ompeng yang sehari-harinya bekerja sebagai nelayan ini tidak pernah menyadari akan mengidap penyakit kanker.
Perasaan itu muncul seiring waktu berjalan dan terasa ada perubahan pada dada. “Hanya keram kurasa, dan kulit dada serasa tertarik,” tuturnya.
Meski begitu, ayah tiga anak ini tidak merasakan sakit hingga harus menghambat aktivitasnya sebagai nelayan. Sehari-harinya, dia tetap melaut untuk mencukupi kebutuhan keluarganya
Istrinya, Erni yang setia disampingnya justru merasa khawatir. Ia bahkan sudah berulang kali menyuruh suaminya itu untuk memeriksakan diri ke dokter.
“Kepala batu pak, sudah sering disuruh ke dokter tapi takut’i,” kata wanita itu sambil menggendong bayinya yang baru tiga bulan.
Kata Erni, kecemasannya membuncah saat tetangganya juga turut prihatin melihat kondisi suaminya yang semakin hari dadanya semakin membesar. Hingga pada puncaknya mendatangi RSUD Polewali untuk memeriksa kondisi suaminya pada bulan April 2017 lalu.
“Setelah diperiksa oleh dokter di rumah sakit Polewali, saya langsung diberikan rujukan untuk dirawat di rumah sakit Unhas Makassar,” bebernya.
Di Makassar, selama tiga Minggu, Erni dan suaminya bolak-balik ke RS Unhas, namun oleh dokter disana dianjurkan untuk kembali lagi tiga bulan kemudian. “Semua sudah dicek, saya disuruh kembali tiga bulan kemudian untuk operasinya, alasannya, tidak ada ruangan kosong, padahal dokter sendiri menyarankan agar secepatnya dioperasi karena dikhawatirkan menjalar ke paru-paru,” katanya.
Dalam foto rontgen yang diperlihatkan, tampak adanya bulatan-bulatan kecil dalam rongga dada, dan bulatan itulah menurutnya yang semakin berkembang. “Penyakit sudah tiga tahun, tapi baru kelihatan satu tahun ini,” tuturnya.
* Berharap Solusi
Ia berharap dapat segera mendapatkan solusi dari masalahnya, apalagi kondisi ekonomi keluarga juga tidak memungkinkan untuk berani keluar dari petunjuk dokter. “Banyak sebenarnya rumah sakit pak, tapi kita dirujuk kesitu. Jangan-jangan kalau nanti kalau pindah rumah sakit banyak biaya lagi, sementara kita mau ambil biaya dimana,” ungkapnya.
Ia mengaku, saat diperiksa di dokter, tidak mengeluarkan sepeserpun uang berkat kartu BPJS yang dipegangnya.
Sekretaris Desa Rea Timur Rasnah, membenarkan ada warganya yang menderita penyakit tumor didada. Saat ditemui di kantornya, Rasnah mengaku baru saja berkunjung ke sana (rumah ompeng) bersama kepala desa dan bendahara, sekaligus memberikan sumbangan alakadarnya.
“Barusan saya kesana. Kondisi pasien tampak sehat, namun terlihat benjolan pada dada membesar tidak wajar,” katanya
Menurut Rasnah, penyakit yang diderita warga tersebut sudah tangani oleh dokter di Makassar, namun oleh pihak rumah sakit disarankan untuk mengganti kartu BPJS yang digunakan pasien sekarang dari kelas III menjadi kelas II. Alasannya, agar kemudahan pelayanan bisa lebih cepat didapatkan.
“Katanya rumah sakit di Makassar meminta dia untuk mengganti kartunya, agar bisa segera dilayani, tetapi masalahnya kalau dia pindah kelas maka harus menjadi peserta mandiri, sedangkan dia tergolong warga kurang mampu,” ujarnya.
Rasnah juga mengatakan, belum banyak jenis bantuan yang dapat diberikan pada warga tersebut selain rastra, dan BPJS meskipun ia hanya tinggal menumpang ditanah orang. “Ada juga bantuan peralatan sekolah, tapi dia belum termasuk warga penerima,” katanya. (alf)