ENREKANG, PIJARNEWS.COM– Guna menekan angka faktor risiko yang menyebabkan anak lahir stunting, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Enrekang gencar melakukan kunjungan ke keluarga bayi dua tahun (Baduta) yang beresiko stunting.
Kunjungan bahkan dilakukan langsung Kepala Dinas Darmiati Siampa, kali ini, Darmiati yang juga Bunda Asuh Peduli Stunting berkunjung di Dusun Pendokesan, Desa Bone-Bone, Kecamatan Baraka pada Rabu (2/10/2022). Dan didampingi Kades Bone-bone, Ketua TP-PKK Desa Bone-bone, Babinsa, pendamping desa, pendamping gizi, penyuluh pertanian, penyuluh perikanan, PKB dan Kader TPK.
“Mengenali keluarga yang berisiko stunting itu penting. Jadi keluarga mana yang melahirkan stunting itu harus dikunjungi, dikenali dan harus didampingi,” katanya.
Pengenalan, pendampingan dan pengawalan yang dilakukan untuk menghindari resiko stunting, seperti pada ibu hamil dengan anemia, lahirnya bayi secara prematur serta bayi lahir dengan panjang badan kurang dari 48 sentimeter.
Pada kesempatan itu, ia memberikan edukasi tentang pentingnya mengatur jarak kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi dan dilanjutkan dengan pemberian makanan tambahan bagi salah satu keluarga yang memiliki Baduta (Bayi dua tahun) yang beresiko stunting.
Sementara itu, penurunan Stunting terus dilakukan Pemkab Enrekang melalui Disdalduk-KB, sekaligus sebagai upaya membantu target pemerintah pusat menurunkan angka prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024.