PAREPARE, PIJARNEWS.COM--Tim Pembinaan Sekolah Ramah Anak Gugus Tugas KLA (Kota Layak Anak) Kota Parepare turun pada hari keempat melakukan pembinaan dan pendampingan ke tiga sekolah, Senin (19/9/2022).
Kali ini sekolah sasaran adalah MI DDI Kampung Baru, SMPN 9 Parepare, dan SDN 35 Parepare. Ketiga sekolah ini berada di wilayah Kecamatan Bacukiki Barat.
Secara umum tim memberikan masukan kepada setiap sekolah untuk menguatkan Sekolah Ramah Anak, sekaligus meningkatkan kualitas KLA Parepare menuju kategori utama.
Namun tim juga mengapresisi inovasi-inovasi yang dilakukan sekolah. Seperti presensi secara online (barcode) di MI DDI Kampung Baru. Sebelum siswa masuk sekolah, terlebih dulu presensi online di depan sekolah. Masing-masing siswa memiliki kartu barcode untuk presensi di Ponsel android milik gurunya. Presensi ini terhubung langsung dengan Ponsel orang tua siswa.
“Dengan inovasi ini orang tua bisa mengetahui anaknya masuk sekolah pada hari itu atau tidak. Inovasi ini layak dikembangkan di sekolah-sekolah lain, untuk memudahkan memonitor anak, mengantisipasi anak berkeliaran saat jam pelajaran atau tidak masuk sekolah,” kata Kepala Bidang Perencanaan SDM dan Sosbud Bappeda Parepare, Dede Alamsyah Wakkang, salah satu anggota tim.
Kasubag TU Kemenag Parepare, Syaiful Mahsan yang juga masuk Tim Gugus Tugas KLA Parepare, mengungkapkan, inovasi ini sementara dikembangkan di sekolah lain seperti SDIT Andalusia dan SMPN 13 Parepare. “Kita siap bersinergi dengan Pemkot Parepare dalam hal ini Dinas Pendidikan untuk mengembangkan inovasi ini. Presensi online ini masih terus kita kembangkan, dan kita berharap semua sekolah di Parepare bisa menerapkan,” harap Syaiful.
Menjadi catatan, MI DDI Kampung Baru sudah memiliki sertifikat Sekolah Ramah Anak, hanya saja masih perlu ditingkatkan kualitas sarana dan prasarananya.
Sementara di SMPN 9 Parepare, tim memuji kegiatan keagamaan yang intensif. Selain menggalakkan kegiatan literasi Al-Qur’an, sekolah juga mengembangkan kegiatan filantropi kerja sama Lazismu Parepare.
“Kami juga memiliki program wajib sekolah hari Minggu bagi non Muslim. Jadi anak-anak yang non Muslim seperti agama Nasrani, harus ke gereja pada hari Minggu, nanti kami minta pihak gereja atau pendeta yang memberikan penilaian. Bahkan kami juga siapkan guru agama Nasrani kalau jumlah siswanya 10 orang atau lebih,” ungkap Kepala SMPN 9 Parepare, Kamaruddin SPd MPd.
Di SMPN 9 Parepare, salah satu yang menonjol adalah perpustakaan yang sudah terakreditasi dan menyandang predikat Sekolah Adiwiyata Nasional.
Di SDN 35 Parepare, tim memuji sudah cukup menjadi representasi Sekolah Ramah Anak. Sekolah ini cukup maju dalam penerapan informasi dan teknologi (IT) karena ada pembelajaran komputer bagi siswa.
Menjadi catatan masukan di tiga sekolah ini adalah perlunya pemisahan WC perempuan dan laki-laki, tempat sampah perlu diberikan penutup, pemanfaatan halaman sekolah untuk ditanami tanaman Toga, jajanan lokal bersih dan sehat di kantin sekolah.
Masukan lain adalah mengedukasi siswa untuk bijak bermedia sosial (Medsos). Arahkan siswa untuk memanfaatkan Medsos ke hal-hal positif seperti peningkatan kemampuan belajar dan tingkatkan pengetahuan.
Forum Anak Parepare yang menjadi bagian dari tim menyempatkan masuk ke dalam kelas mengedukasi siswa tentang bermedsos yang sehat. Sekaligus mengedukasi hindari pergaulan bebas yang bisa berujung seks bebas dan prostitusi, cegah perundungan (bullying), serta jauhi narkoba.
Hal lain adalah pentingnya edukasi kebencanaan di sekolah. Sekolah perlu menyiapkan jalur evakuasi dan titik kumpul representatif jika terjadi bencana.
BPBD Parepare siap turun ke sekolah-sekolah melakukan penyuluhan dan simulasi tanggap bencana.
“Ini adalah observasi awal ke sekolah-sekolah, bukan dalam rangka penilaian, tapi untuk membina dan mendampingi menuju Sekolah Ramah Anak. Segala masukan kami harap dibenahi, karena kami masih akan melakukan observasi lanjutan, untuk memastikan sekolah benar-benar memenuhi kriteria dan indikator untuk meningkatkan KLA menjadi kategori utama,” pinta Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Parepare, HM Makmur SPd MM, yang memimpin tim melakukan kunjungan ke sekolah.
Camat Bacukiki Barat, Fitriany yang mendampingi tim selama kunjungan siap mendukung dan mengawal menuju Sekolah Ramah Anak, serta meningkatkan KLA Parepare menjadi kategori utama.
Tim yang turun pada hari keempat ini antara lain dari SKPD Bappeda, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Disdukcapil, Dinas Kesehatan, DPPKB, DLH, Dinas Perpustakaan, Dinas Ketahanan Pangan, Diskominfo, Dinas Sosial, BPBD, Bagian Kesra Setdako, Kementerian Agama, Camat Bacukiki Barat, Lurah Kampung Baru, Lurah Sumpang Minangae, dan Forum Anak Parepare.
Selanjutnya tim kembali akan turun pada hari kelima, Rabu, 21 September 2022, di MTs Negeri Parepare, MTs DDI Lilbanat, dan MAN 2. Dan hari keenam atau hari terakhir, Kamis, 22 September 2022, di SMP Kristen, SMP Frater, dan SMAN 5 Parepare. (adv)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna