Sistem sombere dan smart city, kata dia, menjawab kemampuan adaptasi terhadap revolusi industri 4.0 sebagai usaha percepatan pelayanan publik yang harus mampu diakses dengan mudah oleh semua kalangan tanpa terkecuali.
Mantan Wali Kota Makassar ini, mengatakan, saat ini, mendesak ditangani menghentikan pandemi Covid-19 dengan cara membuat imunitas kota yang kuat.
“Visi ADAMA 2020 adalah percepatan mewujudkan Makassar kota dunia yang sombere dan smart city dengan imunitas kota yang kuat untuk semua,” katanya.
Kata ‘untuk semua’ adalah sebuah komitmen dan konsistensi yang kuat tentang tuntutan Makassar menjadi kota inklusif termasuk mengakomodir kepentingan 770.709 jiwa atau 50,5 persen penduduk perempuan di Kota Makassar.
“Inilah alasan mengapa kami meminta Ibu Fatmawati Rusdi untuk mendampingi kami sebagai calon wakil wali kota 2021-2026,” ujarnya.
Danny Pomanto juga menyinggung pepatah bijak yang berbunyi, “Satu bukti lebih baik dari seribu janji”. Bahwa dalam berbagai perjalanan pemerintahan di Kota Makassar hingga saat ini, masyarakat telah memiliki banyak bukti-bukti dan referensi sejarah yang telah disaksikan dan dirasakannya secara langsung.
“Masih teringat dalam ingatan kita, pelayanan panggilan care and rescue 112, yang mampu melayani kurang lebih 1.000 panggilan sehari, yang didominasi dengan pelayanan homecare dengan sistem telemedicine yang respons time limitnya hanya 15 menit, yang sekarang tidak jelas lagi,” ucap Danny Pomanto.
Selain itu, RT/RW Rp1 juta, fasilitas telepon dan pulsanya, serta langganan koran sebagai update pengembangan wawasan yang sekarang tidak pernah terdengar lagi.
Fungsi penasihat wali kota di kelurahan sebagai mitigator sosial sekarang dihapus tanpa penjelasan. Penanganan kebersihan dan pengangkutan sampah pukul 07.00 pagi tuntas bersih selesai setiap hari di semua ruang kota, yang sekarang sangat jarang terlihat lagi.
“Pelayanan publik yang selalu ‘anugra’ (anu gratis) untuk rakyat, sekarang penuh dengan keluhan. PAD menjadi Rp1,3 triliun dari semula kurang lebih Rp500 miliar dan sekarang berkurang menjadi Rp1 triliun (sebelum pandemi), padahal baru enam bulan setelah kami mengakhiri masa jabatan,” jelas Danny Pomanto.
Festival F8 yang menjadi Top 10 International Festival Indonesia yang menjadi kebanggaan rakyat Kota Makassar berusaha dilenyapkan tanpa alasan yang jelas.