Foto: Dr. Wachyudi Muchsin
MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Pada musim penghujan, tidak dipungkiri akan datang beragam penyakit di sekeliling kita.
Sudah menjadi pertanda jika berada di musim penghujan, penyakit tahunan muncul.
Di antaranya seperti pilek, demam berdarah, bahkan diare apalagi masih di tengah menghadapi covid-19 dimana gejala nya mirip.
Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar, dr Wachyudi Muchsin SKed SH MKes meminta masyarakat untuk mewaspadai beberapa penyakit yang berpotensi muncul saat musim penghujan.
Selain masih berhadapan dengan Covid-19, masyarakat di tanah air juga menghadapi ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang meningkat saat musim hujan.
“Ada potensi peningkatan kasus DBD saat musim hujan. Sebab, saat musim hujan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti sehingga penularannya juga semakin tinggi,” ujarnya saat dihubungi Pijarnews.com, Jumat (17/12/2021).
“Kalau keluar rumah bisa badai. Jangan lupa bawa persiapan. Payung, mantelnya, jadi tidak hanya persiapan dari dalamnya tapi juga dari luar juga,” tambah dokter Koboi, panggilan akrabnya.
Dokter Yudi juga memandang untuk mencegah DBD, masyarakat perlu menggalakkan program 3 M yakni menguras, menutup, dan mengubur. Menguras dan menutup penampungan air dan mengubur barang bekas.
Selain itu, juga diikuti dengan langkah lainnya seperti menggunakan lotion anti nyamuk, menggunakan kelambu guna menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypty.
“Kita bisa juga pakai alat bantu obat anti nyamuk. Bisa pakai semprotan, kawat-kawat. Terus juga ada natural, makan penghusir nyamuk juga bisa. Bisa lavender, tapak dara, lumayan mengurangi nyamuk,” jelasnya.
Dokter Yudi menyebutkan leptospirosis juga menjadi penyakit yang banyak timbul saat musim penghujan, terutama di daerah yang banyak terdapat genangan air atau kondisi banjir.
Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir perlu mewaspadai penyakit akibat bakteri leptospira yang disebarkan melalui air kencing tikus ini. Bakteri leptosira dapat menginfeksi manusia lewat kulit, khususnya jika ada luka.
“Upayakan selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari leptospirosis,” imbau Kabag Humas dan Kerjasama Universitas Islam Makassar ini .
Disamping itu, masyarakat juga diimbau untuk selalu menjaga lingkungan sekitar agar tidak menjadi sarang tikus. Lalu, membersihkan saluran-saluran air di sekitar rumah supaya tidak tersumbat dan menjadi genangan saat hujan , jika akan membersihkan saluran air diupayakan untuk menggunakan APD (alat pelindung diri ) untuk mencegah terinfeksi bakteri leptosira.
Dokter Yudi menambahkan penyakit diare juga rentan mengalami peningkatan saat musim penghujan, terlebih di daerah yang terdampak bencana banjir. Banjir biasanya menyebabkan sistem sanitasi terganggu sehingga berpotensi adanya peningkatan kasus diare di wilayah yang terkena banjir.
Dokter Yudi juga menitik beratkan akan bahaya penyakit malaria di beberapa daerah endemis biasanya akan meningkat saat musim hujan datang. Lalu, penyakit lain yang biasa muncul seperti flu biasa. Lantas bagaimana cara yang harus dilakukan untuk mencegah infeksi muncul saat musim hujan?
” Kita harus terus menerapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makan bergizi seimbang makan sayur, buah, vitamin, olah raga yang cukup menghindari sementara minum dingin untuk menjaga imunitas, serta menjalani protokol kesehatan secara ketat serta pola hidup bersih serta sehat dan konsultasi dengan dokter saat kita masih melawan covid—19 dengan varian omicron, ” jelasnya.
Selain itu, masyarakat juga tetap diminta untuk patuh menjalankan protokol kesehatan 5M guna mencegah penularan Covid-19 karena penyebaran virus corona belum berlalu. (Dian Muhtadiah Hamna adalah peserta dari program FJPP)