Yayasan Tim Aksi Cepat Tanggap
PIJARNEWS.COM — Siapa yang bisa mengelak, bahwa tahun 1945 jelas bermakna luar biasa magis bagi 261 juta penduduk Indonesia! Meski kala itu komunikasi hanya mengandalkan radio, kabar tentang kemerdekaan butuh waktu berbulan-bulan untuk sampai ke desa-desa pelosok Indonesia. Tapi di tahun itu, nama Indonesia untuk pertama kalinya bergaung besar.
Kemerdekaan ada di tangan, Merah Putih dikerek naik ke atas tiang kehormatan. Lagu Indonesia Raya dinyanyikan di seantero negeri. Bung Karno dan Bung Hatta didaulat maju sebagai imam negeri baru bernama Indonesia.
Kapan terakhir kali di antara kita sempat untuk mengulang bahan bacaan sejarah semasa sekolah dahulu? Lebih-lebih di bagian bingkai sejarah kemerdekaan Indonesia. Pernahkah kita menyadari bahwa sebenarnya setelah Bung Karno dan Bung Hatta menyatakan kemerdekaan Indonesia di tanggal 17 Agustus 1945, ada hal penting yang terjadi. Hal tersebut sama krusialnya dengan menyebarkan kabar kemerdekaan ke seluruh pelosok Indonesia. Hal apakah itu?
Sebagai negara yang baru saja menyatakan berdaulat, hal krusial itu adalah mengabarkan pada dunia bahwa sebuah negeri bernama Indonesia telah merdeka sepenuhnya. Tak boleh lagi ada penjajahan di atas tanah Indonesia. Hal krusial itu adalah pengakuan bangsa-bangsa lain bahwa Indonesia sudah merdeka, merdeka di atas hukum atau de jure.
* Palestina negara pertama yang mengakui Indonesia merdeka
Mencari pengakuan kemerdekaan Indonesia dari bangsa lain ini tentu bukan urusan yang mudah dan ringkas, apalagi zaman itu alat komunikasi betul-betul terbatas, hanya siaran radio dan lembaran surat yang bisa menjadi alat diplomasi. Tapi, Allah memudahkan niat besar bangsa Indonesia untuk merdeka.
Bung Besar dan Bung Hatta jauh hari sebelum mempersiapkan kemerdekaan sudah berkorespondensi langsung dengan tokoh-tokoh dari wilayah Timur Tengah. Tak butuh waktu lama, dukungan dan pengakuan kemerdekaan Indonesia datang dari Palestina lalu berlanjut ke Mesir, Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, dan Afghanistan.
Mengutip buku “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, M. Zein Hassan Lc, kala itu dukungan Palestina atas kemerdekaan Indonesia diwakili langsung oleh Syekh Muhammad Amin al-Husain. Seorang Mufti Besar Palestina yang mengucapkan kemerdekaan Indonesia lewat jaringan Radio Berlin berbahasa Arab.
Sejarah mencatat bahwa dukungan Palestina untuk kemerdekaan Indonesia bahkan sudah dimulai jauh hari sejak proklamasi kemerdekaan belum diucap, yakni tanggal 6 September 1944!
* Eid Istiqlal Indonesia, kado kemerdekaan dari anak-anak Gaza
Hari ini, tahun 2017, terlampaui 72 tahun sudah sejak ucapan “Selamat Kemerdekaan” disampaikan oleh Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin al-Husain. Sebuah pengakuan kemerdekaan dari Palestina untuk Indonesia yang punya fungsi amat krusial kala itu. Tanpa pengakuan dan dukungan dari Palestina, mungkin kemerdekaan Indonesia hanya sebatas wacana yang tak dihargai oleh bangsa lain.
Hitungan hari ke depan, jelang peringatan 72 tahun kemerdekaan Indonesia, sekali lagi ucapan “Selamat Kemerdekaan” itu datang dari Palestina. Kali ini kado kemerdekaan ini datang langsung dari Gaza.
“Eid Istiqlal, Happy Independence Day Indonesia,” ucap puluhan anak-anak Gaza itu serentak.
Dari Kota Gaza yang masih dikepung dan dijajah sepanjang hari dan sepanjang tahun, kado kemerdekaan itu datang tulus sekali. Berkali-kali anak-anak Gaza ini bahkan mencoba mengucapkan kalimat “Merdeka, merdeka, Eid Istiqlal Indonesia.”
Dengan lidah dan logat Bahasa Arab kentalnya, lebih sering terdengar sebagai “merdika” ketimbang “merdeka”. Seketika, ekspresi mereka membuat haru, tawa, dan bangga menjadi satu.
Aksi Cepat Tanggap mendapat kiriman kado kemerdekaan itu hanya berselang beberapa hari sebelum hari kemerdekaan 17 Agustus esok. “Kami mengajak anak-anak yatim piatu dan keluarga yatim yang ayahnya wafat sebagai syuhada. Ada sekitar 100 keluarga yatim yang ikut dalam acara perayaan hari kemerdekaan Indonesia ini,” kata seorang mitra ACT yang bermukim di Gaza.
Sore itu, di sebelah utara Kota Gaza, tepatnya di sebuah bangunan Sekolah Menengah Pertama Putri, Fatima binti Asad School, ada bendera Indonesia yang berkibar. Ada ucapan merdeka dan Eid Istiqlal yang diucapkan berkali-kali.
“Kami ceritakan kepada anak-anak ini, Palestina adalah negeri pertama yang mendukung dan mengakui kemerdekaan Indonesia. Dan suatu hari nanti, Insya Allah Palestina juga akan memperoleh kemerdekaannya,” kata mitra ACT asal Gaza itu.
Selagi merayakan kemerdekaan Indonesia dan mengirimkan doa untuk Indonesia dari Palestina, ACT dan mitra di Gaza juga memberikan kue-kue dan jus buah, satu pesta kecil untuk Indonesia tercipta di hari itu.
“Alhamdulillah mereka juga mengerti dan paham tentang Indonesia, juga sejarah perjuangan bangsanya. Mereka juga akhirnya tahu apa arti kata “MERDEKA”, yang berarti kebebasan atau kemerdekaan atau istiqlal dalam bahasa kami,” ungkap sang mitra.
Dari Gaza, sebuah kado manis sekali hadir di tengah persiapan perayaan kemerdekaan Indonesia ke-72. Ada foto-foto anak-anak Gaza yang dilampirkan, ada doa yang juga dikirimkan dari Gaza sampai ke langit.
“Selamat hari kemerdekaan Indonesia. Semoga Allah limpahkan segala hal baik dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote”. (*)