Penulis: Saiful Jihad
“Sholat adalah proses sekaligus media mi’raj seorang mu’min” (al-hadits).
Dari sekian makna dan pemaknaan atas peristiwa Isra’ mi’raj Nabi Muhammad Saw., yang diperingati dengan berbagai bentuk setiap tahunnya, maka sholat merupakan hikmah terbesar yang diperoleh dan disampaikan Nabi kepada umatnya.
Ribuan buku dan tulisan yang dibuat untuk menjelaskan hakekat dan makna sholat itu sendiri, sebagai hikmah terbesar dari peristiwa isra’ mi’raj Nabi, dan dari sekian banyak makna, saya memahami bahwa sholat, adalah media bagi seorang yang beriman untuk memproses diri agar bisa mencapai derajat kemakhlukan yang tinggi (melakukan mi’raj), dan menembus sekat-sekat yang menghalangi dirinya untuk berdialog dengan Tuhan-nya.
Sholat adalah ibadah fisik, ibadah lisan dan ibadah hati (bathin), dalam sholat ada gerak, ada ucapan dan ada pengakuan yang sifatnya bathin (pekerjaan hati), “aqim al-sholat lidzikry” (dirikan sholat untuk bisa selalu terhubung/mengingat Aku) kata Tuhan. Itulah maknanya, mengapa seorang dituntut khusyu’ dalam sholatnya, dan kekhusyu’an itu, dapat diraih, jika tiga aspek dalam diri kita (tubuh, lisan dan hati) menyatu dalam setiap rukun sholat kita….
Takbiratul ihram, biasa disebut dalam defenisi fiqhi, sebagai awal dari ritual sholat, dan setelah seseorang mengangkat tangan dan mengucapkan takbir, maka dia tidak lagi diperbokehkan membangun komunikasi lain, selain hanya pada Allah (واقم الصــلوة لذكري). Tetapi sholat seorang hamba sah jika diakhir dengan “salam”.
Salam adalah salah satu rukun sholat (rukun ke-12), yang mesti dilakukan agar sholat secara syar’iy sah, sebab jika ada rukun yang tidak dilaksanakan, maka sholat menjadi tidak sah.
Dalam praktiknya, salam itu adalah menoleh ke kanan dan ke kiri, dengan mengucapkan “assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh”, semoga keselamatan, kasih-sayang Allah dan keberkahan Allah, untuk kalian semua.
Ini mestinya memberi isyarat tegas, bahwa seorang yang telah membangun hubungan baik, berkomunikasi baik, berdialog dan bermesraan” dengan Tuhan-nya, maka dia juga mesti dapat merefleksikan harmoni dengan Tuhan kepada manusia, makhluk dan alam semesta yang ada di sekitarnya. Dia mesti bergerak (menoleh) untuk menebarkan salam (keselamatan) rahmah (kasih-sayang) barokah (keberkahan dan kebermanfaatan) kepada semua makhluk tanpa terkecuali. Salam yang ia ucapkan, tidak ditujukan hanya pada etnis, kelompok agama atau komunitas tertentu, tetapi untuk semua manusia, bahkan untuk semua makhluk Tuhan di sekitar dia.
Dengan demikian, jika ada yang melakukan tindakan diluar dari makna salam tersebut, seperti melakukan pengrusakan alam (eksploitasi alam) untuk memuaskan nafsu dan keserakahannya, membabat hutan tanpa memikirkan dampaknya, merusak biota laut dengan membom ikan, membuat tetangga tidak nyaman, menyakiti, mencaci, menghina makhluk lain, dan perbuatan yang tidak menggambarkan semangat dalam kalimat salam, meski dibungkus dengan simbol agama atau simbol kebenaran lainnya, maka hakikatnya dia lalai atau meninggalkan rukun sholatnya yang ke-12 itu (salam), dan dalam hukum fiqh, sholatnya bisa menjadi tidak sah. Jika hal itu dilakukan karena dia lupa, maka dia mesti sujud sahwi dan mencukupkan yang kurang tersebut…., ini juga berarti, bahwa dia mesti mengakui kekhilafannya dan mau memperbaiki kesalahan yang dilakukan…..
Dengan pemaknaan ini, maka sholat akan fungsional, tidak sekedar ritual formal. Sholat tidak hanya menjadikan seseorang shaleh secara individual, tetapi juga shaleh secara sosial….
(تنهى عن الفخشــاء و المنكر)
Itu juga sebabnya, mengapa Nabi mesti kembali ke bumi untuk menebar salam, kasih-sayang dan keberkahan, meski secara spiritual dalam mi’raj dia memperoleh sebuah derajat, penghargaan dan kenikmatan tertinggi dari Tuhannya, karena missi kesempurnaan itu diraih dengan membangun relasi harmoni secara vertikal dan horizontal.
(ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاس)ِ
Dengan demikian, sholat memandu dan mendidik seorang yang beriman untuk mampu membangun harmoni dengan Tuhannya, dan harmoni dengan sesama makhluk…..
Selamat memperingati Isra’ Mi’raj Rasulullah Saw…..