SIDRAP, PIJARNEWS.COM — Momen libur lebaran Idul Fitri 2019 dimanfaatkan sejumlah warga untuk berekreasi dan berswafoto di sejumlah tempat wisata. Salah satunya di Kebun Kincir Angin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap, Sabtu (8/6/2019). Lokasinya berada di Desa Mattirotasi, Kecamatan Wattang Pulu, Kabupaten Sidrap.
Salah seorang pemandu wisata kebun angin, Faisal Rasyid, sejak dibuka untuk umum sejak 5 Juni 2019, lokasi wisata Kincir Angin Raksasa 24 setiap hari dikunjungi ratusan wisatawan. Baik dari Sidrap maupun dari Luar Sidrap. Bahkan ada yang berasal dari Luar Sulsel. “Jika cuaca baik alias tidak hujan seperti siang ini, setiap hari ramai pengunjung. Jumlahnya mencapai ratusan orang,” kata Faisal.
Wisata kincir angin ini, lanjut Faisal, baru tahap percobaan sehingga hanya dibuka hingga 12 Juni 2019 mendatang. “Jika sukses, kemungkinan setiap liburan, akan dibuka untuk umum,” ujar alumni Universitas Negeri Makassar ini.
Salah seorang pengunjung, Nurul Afni Anwar (35) asal Makassar mengaku senang bisa berkunjung dan berswafoto bersama keluarganya di kebun angin PLTB Sidrap.
“Selama ini kami hanya baca berita di koran, media online dan lihat di televisi saat diresmikan Presiden Jokowi. Hari ini, kami berkesempatan untuk melihat langsung puluhan kincir angin raksasa di Bukit Pabbaresseng ini. Meski hujan rintik-rintik, namun tidak menghalangi kami untuk menikmati pemandangan alam di sini,” ujar mantan Karyawan Graha Pena Makassar ini.
Pantauan PIJARNEWS, setiap pengunjung diwajibkan menyewa alat keselamatan sebelum masuk ke lokasi kincir angin raksasa. “Kami menyewa rompi, helm, dan sepatu. Masing-masing harganya Rp5.000 per item.
Jadi jika membawa sepatu, maka hanya rompi dan helm saja yang dibayar,” kata pengunjung Rusdin Haddade alias Riyan (47) asal Lampa, Pinrang.
Ketatnya pengamanan di lokasi ini, lanjut Rusdin, pengunjung dilarang menurunkan anak-anak usia dibawah 12 tahun di area kincir angin. “Dari 13 orang rombongan kami, ada 3 anak-anak yang tak bisa turun dari mobil karena harus mematuhi standar operasional dari perusahaan,” ujar Rusdin yang berprofesi sebagai operator Excavator di Tarakan, Kalimantan Utara itu.
Hal tersebut dibenarkan Faisal Rasyid, pemandu wisata kebun angin. “Kami terpaksa melarang anak-anak usia dibawah 12 tahun untuk mendekat di dekat area kincir. Sebab dikhawatirkan terpapar radiasi listrik. Standar operasionalnya juga seperti itu dari perusahaan,” kata Faisal.
Menurut Faisal, hasil penyewaan kelengkapan keselamatan akan disetor ke Bumdes Mattirotasi.
“Ini hanya tahap uji coba, jika berhasil maka wisata kebun angin ini akan dilanjutkan,” terang Faisal yang juga berprofesi sebagai Guru PNS di Salah Satu SD di Sidrap. (*)
Penulis : Alfiansyah Anwar
Foto-foto : Alfiansyah Anwar dan Faisal Rasyid