Kementerian Sosial mengklaim mendirikan tenda ramah perempuan dan anak, dapur umum yang mencukupi, air bersih yang memadai dan ketersediaan toilet bergerak. salah satu lokasinya adalah stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat.
“Kalau dibilang pemerintah lambat menangani bencana, kami terus berupaya semakin baik. Karena beda bencananya beda pula penanganannya,” ujar Syafii.
Tak hanya pemenuhan kebutuhan dasar, penanganan korban bencana di tengah pandemic Covid-19 juga menjadi sorotan dalam diskusi ini. Salah seorang peserta yang juga dokter dari Emergency Medical Team Ikatan Dokter Indonesia, dr. Tri Maharani menyebut dari hasil swab PCR menunjukkan peningkatan 70 persen kasus positif Covid-19 yang menjangkiti pengungsi dan relawan.
“Kami melihat belum ada tenda ramah anak dan perempuan di wilayah terpencil. Padahal tak hanya tenda ramah anak dan perempuan saja, tapi juga tenda khusus isolasi pasien covid 1,” ujar dr. Tri Maharani
Dari sudut pandang lebih luas, anggota DPR Komisi VII dari fraksi partai Golkar, Ace Hasan Syadzili mengapresiasi peran relawan yang menjadi modal sosial penanganan bencana. Komisi VIII meminta pemerintah tidak menyangkal temuan relawan di lapangan.
“Laporan dari relawan harus dicek dan segera direspons, jangan ada masyarakat terdampak bencana yang tidak tersentuh bantuan,” pungkas Ace Hasan Syadzili. (*)
Reporter : Misbah Sabaruddin
Editor : Alfiansyah Anwar