PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Kota Parepare seperti tidak pernah kehabisan pemuda berbakat. Kali ini, PIJAR menemukan Ayyung, seorang pengerajin gitar. Sebuah profesi yang terbilang tidak umum, dan tentunya butuh keahlian khusus.
Pria bernama lengkap Asrul itu, merintis usahanya di Perumnas Wekke’e, Jalan Pipit Blok D, Nomor 34 Parepare. Usahanya ia mulai dari 2012 silam. Bermula pada kenekatannya menerima pesanan untuk memperbaiki gitar temannya yang rusak
“Ada teman yang gitar elektriknya rusak. Saya diminta memperbaiki, padahal saat itu saya tidak tau sama sekali caranya. Akhirnya saya coba perbaiki dengan alat seadanya. Ketika jadi, ternyata hasilnya bagus dan teman saya suka. Nah saat itu lah saya mulai serius” ungkap Ayyung.
Awalnya, bapak dua orang anak itu, hanya menerima pesanan reparasi gitar saja. Lambat laun dia mulai memproduksi gitar sendiri.
“Awalnya susah sekali, karena, hanya pake obeng yang saya jadikan pahat. Belum lagi pada saat saya mau bengkokkan, kayunya selalu saja patah karena saya belum tau tekniknya. Tapi saya coba terus, sampai pada saat gitarnya jadi, ternyata teman saya suka. Akhirnya keterusan sampai sekarang” urainya.
Dalam kurun waktu lima tahun, Ayyung sudah memproduksi sekira 200-an gitar. Terbilang sedikit karena ia hanya sendiri mengerjakannya. Sedangkan pelanggan yang datang memperbaiki gitar, sudah tidak terhitung lagi.
“Kendalanya yang saya hadapi, karena saya masih sendiri mengerjakannya, sebab jarang yang mau serius belajar. Dalam membuat gitar pun, tidak bisa asal jadi, karena tiap-tiap gitar punya karakter tersendiri. Alat-alat seperti mesin pemotong kayu yang saya pakai membuat dan memperbaiki gitar, saya dapatkan dari hasil tukar gitar dengan yang punya mesin,” bebernya.
Hasil karyanya pun tidak hanya laku di wilayah Sulawesi saja, bahkan sampai ke Jawa dan Kalimantan. Itu membuktikan, hasil karya Ayyung bisa bersaing dengan gitar hasil pabrikan. Namun Ayyung belum memberikan label khusus pada gitar yang selesai ia buat, dengan alasan gitar yang ia buat, masih terbilang mirip dengan gitar pada umumnya
“Gitar yang saya buatkan lebih banyak dari pesanan orang saja. Saya belum bisa terima dalam jumlah banyak. Nanti saya berikan label jika gitar saya memiliki ciri khas khusus buatan saya. Kalau saya kasi label, nanti di kira kita menjiplak buatan orang dan itu saya tidak mau.” ujarnya.
Dalam membuat gitar, Ayyung juga selalu menggabungkan kayu dari Jawa dan kayu Parepare yang ia pesan di Bacukiki. Dia mau gitar yang ia buat tidak menghilangkan ciri khas asal daerahnya
Soal harga, juga tidak membuat anda merogoh kocek yang dalam untuk membelinya. Harga satu unit gitar elektrik yang kualitasnya hampir sama dengan yang di toko, sekira 1.5 juta. Sedangkan untuk biaya reparasi, sangat bergantung dari tingkat kerusakan gitar
“jika di badingkan di toko dengan gutar yang saya buat, bisa dibilang bersaing menurut pengakuan pelanggan saya. Dan hargnya juga lebih murah buatan saya. Saya juga memberikan garansi perbaikan jika gitar yang saya buat rusak. Kalau di tokokan tidak bisa di kembalikan.”
Dari hasil reparasi dan membuat gitar, Ayyung bisa mendapatkan 3-4 juta perbulannya. Dari hasil itu lah ia bisa menghidupi istri dan dua buah hatinya. (mul/ris)