WAJO, PIJARNEWS.COM – Peringatan puncak hari jadi Kabupaten Wajo ke-622 tahun, yang dilaksanakan di Kantor DPRD Wajo, Senin (29/3/2021), mengangkat tema “Melalui Hari Jadi Wajo, Kita Wujudkan Tatanan Kehidupan Normal Baru, Menuju Wajo Maju dan Sejahtera”.
Hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Abdul Hayat Gani, Bupati dan Wakil Bupati Wajo, Ketua DPRD Wajo, Wakil Ketua DPRD Wajo, Anggota DPR RI A Irwan Darmawan Aras, dan seluruh Forkopimda Kabupaten Wajo, OPD lingkup Pemprov Sulsel, serta OPD lingkup Pemkab Wajo.
Dalam sambutannya Abdul Hayat menyampaikan apresiasi peringatan hari jadi yang digelar sederhana dan terbatas itu. Itu dilakukan selain untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang dampaknya terasa di berbagai sektor, yang menyebabkan ekonomi secara global, termasuk Sulsel juga sangat terguncang.
Untuk itu, Pemprov Sulsel akan mendorong menggiatkan kembali berbagai upaya untuk membantu pemulihan ekonomi yang secara khusus melalui refocusing anggaran. “Saya menekankan untuk fokus pada Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), kemiskinan, pertanian, perkebunan, stunting, dan bangkitkan padat karya,” pesan Abdul Hayat.
Iapun mengajak untuk terus berinovasi, dengan memastikan uang negara, untuk masyarakat dan digunakan untuk kepentingan masyarakat.
“Kemarin, gubernur melakukan peninjauan pada lokasi pertanian di Kecamatan Sabbangparu, yang merupakan lahan pertanian terpadu berbasis ekonomi syariah. Konsep pertanian yang tidak hanya mengandalkan satu komoditi saja di satu lahan tersebut, diharapkan mampu membantu meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkapnya.
Sebagai support untuk hasil produksi pertanian di Kabupaten Wajo, lanjutnya, telah dibangun irigasi Cenranae, Lampulung, di Kecamatan Pammana, yang merupakan lubang asupan air sedalam 12 meter, saluran irigasi sepanjang 850 meter dengan dilengkapi empat pompa yang mampu memompa air danau naik ke saluran irigasi. Nantinya, akan menjadi sumber air pada musim kemarau bagi sembilan desa di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Pammana dan Majaluleng.
“Kami menginstruksikan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk tidak memotong anggaran infrastruktur, karena hal tersebut berkaitan dengan konektivitas daerah,” terangnya.
Dalam kesempatan terseburt, ia juga memaparkan, pada Januari lalu telah diresmikan bersama lima ruas jalan beton di empat kecamatan, yang dibangun dalam kurun waktu satu tahun melalui transfer APBD. Lima ruas jalan tersebut terdiri dari ruas jalan di Kecamatan Maniangpajo – Minangatellue sepanjang 2,28 kilometer, ruas Kecamatan Tempe sepanjang 1.110 meter, ruas Jalan Garuda di Kecamatan Tempe sepanjang 1.729 meter, ruas Jalan Canru – Liu Kecamatan Sabbangparu sepanjang 1.350 meter, serta ruas Jalan Liwa/Ujungkessi – Macero Kecamatan Tanasitolo – Belawa sepanjang 1.437 meter.
“Ruas jalan ini tentu akan semakin memudahkan mobilitas, sehingga menjadikan alternatif bagi pengguna jalan lintas provinsi,” ujarnya.
Jalur ini, kata Abdul Hayat, tidak hanya akan memperlancar transportasi, tetapi akan memudahkan masyarakat memasarkan hasil pertaniannya. Sehingga diharapkan akan ada percepatan perputaran laju ekonomi masyarakat dan diharapkan mampu menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Wajo.
“Jika ingin ekonomi berjalan dengan baik, maka memperbaiki jalan dan jembatan serta membangun infrastruktur lainnya harus diprioritaskan. Hal ini dimaksudkan, agar roda perekonomian terus berjalan, yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan rakyat, dan Pemprov berharap Kabupaten Wajo menjadi salah satu daerah yang ramah wisatawan dan investasi,” terangnya.
Abdul Hayat juga menekankan kepada Pemerintah Kabupaten Wajo, terkhusus di bidang kesehatan, agar terus memperhatikan masalah stunting. Stunting ini sangat penting untuk menghadirkan generasi SDM yang sehat, produktif dan berkualitas ke depannya.
“Kita akan mendorong sistem kesehatan dengan kemandirian. Mengembalikan marwah Puskesmas, menjadi Pusat Kesehatan Masyarakat. Kita butuh kerja