Semangat Juang
Anies menilai, etos kerja sangat lekat dalam jiwa masyarakat Bugis selama ini, termasuk komunitas Pinrang. Di samping menonjol dalam semangat juang, dalam komunitas ini juga tampak semangat solidaritas untuk saling dukung dalam pengembangan potensi diri dan masyarakat.
Anies mengilustrasikan keberadaan nelayan suku Bugis di Pulau Sebira. Di sana terdapat sekitar 700 warga suku Bugis. Tahun 1970-an, awalnya sebagai nelayan yang mampir berlindung ketika cuaca buruk lalu kemudian menetap dan membentuk komunitas tersediri di ujung perairan wilayah Kepulauan Seribu. “Mereka terbukti memiliki semangat juang dan pemberani,” tutur Anies.
Dalam konteks kontribusi terhadap wilayah DKI, Anies berharap komunitas Pinrang ikut menyesuaikan diri dengan perkembangan Jakarta menuju kota global. Ia mengingatkan, Ibu Kota Jakarta saat ini sedang merayakan ulang tahun ke-495, diiringi tekad untuk bersolek setara dengan kota-kota dunia lainnya.
“Itu artinya, infrastruktur termasuk digitalisasinya harus berstandar global. Cara bekerjanya pun berstandar global. Dan kita berharap Jakarta menjadi tuan rumah untuk event-event berskala global,” kata Anies seraya menyebut ajang balap formula E dua pekan lalu sebagai salah satu contoh.
Anies pun berharap keberadaan komunitas Pinrang di Ibu Kota ikut serta merawat kebersamaan dan menjaga persatuan bangsa.
“Semoga masyarakat Pinrang di Jakarta terus dapat berkembang menjaga persatuan di wilayah ini. Khusus keluarga besar masyarakat Sulawesi Selatan luar biasa perannya. Jadi bukan hanya Pinrang, tetapi masyarakat Sulawesi Selatan secara umum punya peran sangat besar di berbagai sektor. Saya rasa kehadirannya sangat terasa,” kata Anies.
Sementara itu, Ketua BPP KKP Abdillah Natsir menghargai kehadiran Anies untuk membuka rakernas. Hal itu mencerminkan kepedulian Anies sebagai pemimpin wilayah memandang paguyuban kedaerahan berpotensi kuat dalam memajukan kehidupan berbangsa.