PAREPARE, PIJARNEWS.COM- Dewan Masjid Indonesia (DMI) melaksanakan Workshop Muballigh dan Muballighat se-Kota Parepare di Balai Ainun Habibie, Rabu (25/10/2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut Wali Kota Parepare Dr.H.M. Taufan Pawe S.H. M.H, Kakan Kemenag Parepare H. Fitriadi, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Kapolres Parepare dan para peserta Muballigh dan Muballighat sebanyak 50 se-Kota Parepare .
Ketua DMI Andi Mulyadi S.Sos , M.AP dalam sambutanya mengatakan workshop yang mengusung tema mewujudkan Da’i yang moderat dan profesional itu disampaikan untuk menjalin tali silaturahmi antara para Da’i, Imam Masjid, dan para Muballigh dan Muballigaht.
Andi Mulyadi juga menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota, kepala Kemenag dan para peserta, sehingga workshop tersebut dapat terlaksana.
“Sebelumnya saya laporkan kepada bapak Wali Kota, yang pertama itu tiap masjid kita sudah bekerja sama dengan BPJS untuk mengangsuransikan, yang pertama untuk pengurus masjid dan yang kedua untuk para Muballigat yang terkendala di BPJS,” ujarnya.
Dalam sambutannya Kakan Kemenag H Fitriadi mengungkapkan bahwa berkat arahan Wali Kota, Kemenag Parepare untuk tahun ini sudah 7 kali memberangkatkan santri ketingkat nasional.
“Ini adalah salah satu prestasi yang sangat luar biasa untuk santri santri kita di Kota Parepare. Dan untuk tugas dewan masjid Indonesia mulai dari mengatur bangunan masjid hingga fasilitas masjid,” ujarnya.
Wali Kota Parepare menyampaikan komitmennya untuk mengalokasikan dana dari anggaran BPJS Ketenagakerjaan untuk semua Mubaligh.
“Saya akan meminta tim TAPD untuk mengawasi pelaksanaannya, bahkan jika diperlukan, kami akan mengalihkan sebagian anggaran untuk ini. Saya berharap bahwa Pj Wali Kota Parepare di masa depan akan memahami pentingnya ini,” ungkap Taufan Pawe dalam sambutanya
Taufan Pawe juga menyampaikan bahwa sebagai seorang Mubaligh, penting untuk terus meningkatkan wawasan. Dan Workshop tersebut adalah salah satu langkah untuk mencapai itu.
“Kami berharap bahwa di masa depan, pelatihan Mubaligh tidak hanya akan diadakan di Parepare, tetapi juga di daerah-daerah lain yang memiliki pengalaman yang baik dalam pelatihan Mubaligh,” harapnya.
Taufan Pawe juga menyinggung sekelompok kecil yang menentang pembangunan Sekolah Gamaliel dan mencoba mencap Kota Parepare sebagai kota yang tidak toleran.
Karena itu, Taufan Pawe berharap bahwa seorang Mubaligh atau Muballigat yang bertugas menyampaikan dakwah harus memiliki pemahaman yang mendalam.
Reporter: Yusran dan rindiani (Mahasiswa PPL STAIN Majene )