PAREPARE, PIJARNEWS. COM — Jelang lebaran Idul Adha, pedagang dadakan daun pisang di pasar tradisional Lakessi Parepare menjamur. Daun pisang yang dulunya tidak bernilai ekonomi kini dijual dengan harga mahal. Meski demikian, pedagang daun pisang diserbu ibu- ibu dan laris manis.
“Daun pisang itu dicari untuk membuat pembungkus burasa atau kuliner lebaran. Busara mirip ketupat namun rasanya lebih enak, karena berasnya memakai santan. Biasanya para tamu di hari raya, rata-rata mencari burasa. Biasanya dimakan pengganti nasi dimakan bersama daging sapi atau ayam, “ kata Ratna, ibu rumah tangga yang membeli daun pisang, di Pasar Lakessi, Senin, 20 Agustus 2018.
Pedagang dadakan daun pisang pun mendulang rezeki jelan Lebaran Idul Adha. Daun pisang yang dulunya tidak bernilai ekonomi, jelang lebaran ini bisa menjadi pundi- pundi rupiah. Harganya pun terbilang fantastis. Untuk daun pisang yang muda, dihargai Rp8.000 perikat atau 10 lebar. Sementara harga daun tua Rp5.000 per ikat atau 10 lembar. Sementara untuk daun kelapa sebagai pembungkus ketupat dijual Rp12.000 per ikat atau per 10 buah.
“ Untuk daun yang muda kita jual Rp8.000 per ikat dalam satu ikat ada 10 lembar daun pisang. Untuk daun yang lebih tua dihargai Rp5.000 per ikat dan dalam satu ikat ada 10 lembar,“ kata Herman, salah seorang pedagang daun pisang.
Pedagang daun pisang meraup keuntungan Rp1 juta-Rp2 juta per hari. Menurut pedagang harga yang dijual lebih tinggi, karena musim kemarau. Daun pisang dimusim kemarau ini sangat jarang.
“ Harga yang kami jual lebih tinggi dari lebaran Idul Fitri lalu, karena daun pisang lumayan sulit ditemukan, karena musim kemarau,“ ungkap Jufri seorang pedagang daun pisang lainnya. (*)
Reporter: Syamsuddin
Editor: Dian Muhtadiah Hamna