PINRANG, PIJARNEWS.COM–Pengusaha tahu dan Tempe di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan mengeluhkan harga kedelai yang mulai naik. Dian Eka Safitri salah satunya yang mengaku biaya operasionalnya kini semakin membengkak.
Menurut Eka Harga kedelai saat ini berkisar Rp. 14 ribu/Kilogram. Kondisi itu membuat Dian harus mengurangi jumlah karyawannya.
“Sebelumnya 20 orang karyawan yang bekerja di sini,” ungkapnya kepada wartawan, Selasa (4/09/2022).
Saat ini jumlah karyawannya berkurang menjadi 15 orang. Selain pengurangan jumlah karyawan, volume produksi juga terpaksa harus ia kurangi agar usahanya itu tetap berjalan, meski di akuinya hal itu masih membuatnya tersendat.
“Sebelum BBM Naik, Produksi Tahu Tempe disini mencapai 1 ton perhari kini hanya tinggal 600-700 kilogram perhari, ” imbuhnya.
Menurutnya, ukuran tahu dan tempe dikecilkan dan dibuat tipis dari biasanya, harganya tetap Rp. 5 ribu rupiah untuk empat bungkus tempe dan Rp. 5 ribu untuk empat potong tahu.
“Kalau harga juga dinaikkan kasian juga konsumen,” tuturnya.
Kedepan, pihaknya berharap pemerintah memperhatikan harga kedelai, sehingga usaha yang dijalankan menjadi salah satu solusi masyarakat yang hendak bekerja.
Hal serupa di alami Ahmad Ridwan pedagang tahu tempe, ia bahkan mengaku sering mendapat Omelan dari konsumen lantaran tahu tempe yang dijual berukuran lebih kecil dari ukuran sebelum penyesuaian harga BBM.
Menurutnya, konsumen tidak memahami kondisi harga kedelai di pasaran saat ini.
“Pedagang tahu dan tempe saja menjerit karena harga mencekik, ” ungkapnya.
Ridwan mengungkapkan volume penjualan tahu tempe di pasaran menurun drastis, jika dulu dua karung tempe bisa laku terjual perhari, namun sekarang hanya setengah karung perhari.
Dia mengungkapkan para pelanggannya kaget atas perubahan ukuran tahu tempe yang dijualnya. Ridwan berharap pemerintah dapat memperhatikan harga kedelai.
“Kenaikan dan penurunan harga kedelai Rp. 100 saja sangat terasa bagi pengusaha pedagang tahu dan tempe,” tegasnya. (*)
Reporter: Faizal Lupphy