PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Secara nasional terjadi kenaikan harga telur ayam ras yang kini menyentuh Rp31 ribu per kg dari sebelumnya Rp27 ribu hingga Rp28 ribu per kg. Di Kota Parepare pun terjadi gejolak harga telur.
Pantauan yang dilakukan Tim Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Parepare di Pasar Rakyat Lakessi, Kamis (25/8/2022) menemukan harga telur ayam ras berada di angka Rp31.450 per kg.
Kepala Bidang Perdagangan Disdag Parepare, Andi Sunra mengatakan, kenaikan harga telur ayam ras di Parepare, mengikuti gejolak nasional. “Ada kenaikan per rak dari Rp53 ribu ke Rp57 ribu sampai Rp60 ribu. Kalau mengacu ke harga per kilogram jadinya Rp31.450 per kg,” ungkap Andi Sunra yang dihubungi.
Andi Sunra mengaku, kenaikan harga telur ini menjadi perhatian serius Pemkot Parepare melalui Disdag. Karena itu, dia intens berkoordinasi dengan peternak dan pihak-pihak terkait lainnya.
“Jadi laporan yang kami terima, kenaikan ini disebabkan bersamaan penyaluran telur dari Dinas Sosial (BPNT), yang menyebabkan permintaan ke peternak telur over. Sementara ini terus kita koordinasikan untuk langkah-langkah tindak lanjut,” kata Andi Sunra.
Selain harga telur, barang kebutuhan pokok lainnya di Parepare, relatif cukup stabil terkendali. Hasil pantauan rutin harian yang dilakukan Tim Disdag di Pasar Lakessi kemarin memang ditemukan kenaikan harga beberapa komoditas, namun tidak begitu signifikan.
Seperti harga daging ayam broiler yang naik dari Rp20 ribu kg menjadi Rp24 ribu per kg atau Rp4 ribu. Namun ada juga komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu tempe dari Rp20 ribu per kg menjadi Rp15 ribu per kg atau Rp5 ribu.
“Tiap hari tim kami, Ibu Rosmiati bersama Ibu Rahmi Halik turun memantau pergerakan harga di Pasar Lakessi, mulai pukul 08.00 hingga 10.00. Karena kami harus mendapatkan informasi harga terupdate setiap hari, untuk menjadi bahan langkah tindak lanjut,” terang Andi Sunra.
Di Jakarta, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melaporkan soal kondisi penjualan telur ayam kepada Presiden Joko Widodo.
Menurut Mendag Zulkifli, harga jual telur ayam Rp31 ribu per kg terlalu mahal. “Tadi saya lapor juga soal telur ayam, memang Rp31.000. Waktu saya duduk (baru menjadi Mendag) Rp32.000, lalu sempat turun Rp 25.000 hingga Rp 26.000,” ujar Zulkifli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis siang.
“Memang harga sedangnya (telur ayam) Rp27.000 hingga Rp28.000 peternak untung. Tapi, kalau Rp31.000 (per kilogram) kemahalan,” lanjutnya.
Zulkifli mengungkapkan, sebelum rapat dengan Presiden Jokowi, dia terlebih dulu menggelar pertemuan dengan pengusaha telur seluruh Indonesia.
Tujuannya untuk mencari penyebab persoalan harga telur ayam yang masih tinggi. Salah satu masalahnya adalah program penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) oleh Kementerian Sosial (Kemensos) yang dirapel untuk jatah tiga bulan. Di dalam paket Bansos Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) atau bantuan Sembako itu terdapat telur ayam.
“Ini rapel tiga bulan, uangnya agak banyak, jadi permintaan (telur ayam) tinggi dalam lima hari, pasar kurang. Biasa pasar kaget. Biasa kalau supply kurang dikit, harga naik,” jelas Zulkifli.
“Jadi daerah-daerah agak shock dikit, tetapi dua minggu lagi juga harga normal. Kita akan tambah untuk ayam petelur,” tandasnya. (adv/afn)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna