MAKASSAR, PIJARNEWS.COM—Yayasan Jenewa Madani Indonesia bekerja sama pemerintah Provinsi Sulsel dan UNICEF menggelar webinar bertema ASI eksklusif dengan tajuk “ASI FondASIGenerASI Unggul”, Selasa (22/6/2021).
Webinar ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap pentingnya praktik pemberian ASI eksklusif, dan untuk mendorong praktik ASI eksklusif di masyarakat.
Webinar dibuka oleh Surahmansah Said, MPH., sebagai Direktur Jenewa Madani Indonesia, dan dilanjutkan dengan sambutan oleh HenkyWidjaja, PhD sebagai Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan yang menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif, bahkan bagi ibu yang terinfeksi Covid-19 tetap bisa mempraktikkan ASI eksklusif. Disampaikan bahwa ASI Eksklusif merupakan hadiah terbaik untuk anak.
Sesi pertama disampaikan oleh H. Muhammad Husni Thamrin, SKM.,M.Kes, sebagai Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Dia menyampaikan tantangan utama dalam praktik ASI eksklusif adalah kurangnya paparan informasi komunikasi perubahan perilaku kepada orang tua dan pengasuh, serta maraknya promosi susu formula yang menyalahi aturan. Provinsi Sulawesi Selatan sudah mempunyai peraturan terkait pemberian ASI eksklusif yang tertuang dalam Perda No. 6 tahun 2010 dan Pergub No. 68 tahun 2011.
Beberapa kabupaten/kota juga sudah memiliki peraturan daerah terkait ASI eksklusif. Harapannya adalah setiap fasilitas pelayanan kesehatan memiliki konselor ASI atau PMBA dan setiap posyandu memiliki kader motivator ASI.
Selanjutnya disesi kedua Ninik Sukotjo sebagai Nutrition Specialist UNICEF menyampaikan materi Kode Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI. Dia menjelaskan bahwa kode ini sudah diluncurkan sejak 40 tahun yang lalu oleh WHO. Kode tersebut bertujuan melindungi dan mempromosikan menyusui dan memastikan praktik pemasaran dan distribusi produk pengganti ASI yang tepat. Walaupun sudah lama diaplikasikan, kenyataan di lapangan adalah masih maraknya promosi susu formula yang bertentangan dengan kode seperti diskon, ongkos kirim, dan berbagai bentuk promosi yang menyalahi kode. Fasilitas pelayanan kesehatan juga ditemui mempromosikan sampel susu formula kepada ibumenyusui. Hal ini tentu dapat menghambat pemberian ASI eksklusif pada anak. Masyarakat yang menemui pelanggaran kode ini dapat melaporkan melalui https://pelanggarankode.org/.
Di sesi ketiga, Prof. dr. H. VeniHadju, M.Sc., Ph.D sebagai TGUPP dan Guru Besar Ilmu Gizi Unhas menyampaikan materi Strategi Perubahan Perilaku dalam Peningkatan ASI Eksklusif. Disampaikan bahwa dalam strategi komunikasi perubahan perilaku, kita harus mencari ide-ide baru untuk menjangkau sasaran. Strategi komunikasi tidak harus melulu pemberian leaflet. Saat ini sudah berkembang berbagai media komunikasi, salah satunya adalah Emo-Demo atau emotional demonstration, yaitu strategi komunikasi lengkap berfokus pada perubahan perilaku yang dapat menyentuh perasaan sasaran. Diharapkan ke depan kita dapat kembangkan komunikasi dengan berbahasa daerah, untuk bisa menyentuh perasaan orang tua sehingga tidak lagi tergoda dengan tantangan-tantangan di lapangan.
Di akhir sesi dilakukan sesi Tanya jawab dan ditekankan juga bahwa ibu menyusui yang terinfeksi Covid-19 tetap bisa mempraktikkan IMD dan ASI eksklusif jika kondisi fisiknya memungkinkan, karena virus Covid-19 tidak ditemukan di ASI. (rls)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna