Selain tanaman padi, sambung Qolbudin, hasil dari pemupukan berimbang juga dialami tanaman cabai rawit di Rappang, Sidrap. “Tanaman cabai rawit tersebut ada juga peningkatan produktivitas hingga 0,9 ton per hektar. Ini merupakan hasil yang luar biasa untuk membantu kesejahteraan petani di masa pandemi Covid-19,” ujar Qolbudin.
PT Petrokimia sendiri merupakan perusahaan BUMN yang fokus pada solusi agroindustri yang telah berkiprah selama 48 tahun. Saat ini, Petrokimia kini mengunggulkan produk pupuk NPK Phonska Plus.
“Keunggulan dari NPK Phonska Plus tersebut yakni ada kandungan sulfur dan zinc. Yaitu unsur hara makro sekunder dan mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan mutu dan kualitas panen,” beber alumni Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik ini.
Menurut Qolbudin, kandungan sulfur dan zinc tersebutlah yang membedakan NPK Phonska Plus dengan NPK Phonska subsidi.
Di Kabupaten Sidrap, PT Petrokimia Gresik memiliki 3 jaringan distributor dan 45 kios resmi. “Jadi kami punya jaringan pemasaran resmi yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sidrap. Ini untuk membantu melayani kebutuhan petani. Selain itu, kami juga didukung dua anak perusahaan yakni PT Petrokimia Kayaku dan PT Petrosida Gresik dalam upaya pengendalian hama,” jelas suami Ramadhanty Aprinda Wardhani ini.
Untuk diketahui, Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Sidrap merupakan salah satu lumbung pangan nasional. Karena itu, upaya yang dilakukan PT Petrokimia Gresik yakni menghadirkan pelbagai produk berkualitas. Ini sebagai salah satu bukti nyata untuk mendukung pemenuhan stok pangan nasional tetap berjalan, meskipun Indonesia kini tengah menghadapi pandemi Covid-19.
Pola pemupukan berimbang pada demplot dapat diterapkan juga petani di Kabupaten Sidrap dan daerah lainnya di Sulsel. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas dan pertanian berkelanjutan. (adv/alf)