PAREPARE, PIJARNEWS — Malam yang seperti biasa berlimpah senyum manis rembulan, disudut Kota Bandar Madani, Parepare. Nampak seorang kakek dengan kulitnya yang keriput, tubuhnya ringkih dan kurus, matanya cenderung sayup, rambutnya hampir seluruhnya putih. Ia mengenakan celana hitam panjang dengan ikat kepala.
Kakek Hatta, begitulah orang-orang sekitar menyapanya. Kakek ini hidup lebih banyak di jalan. Tidur di emperan-emperan toko dan juga sudah biasa bermalam di pangkalan ojek atau juga di rumah pengepul.
Lelaki paruh baya yang kini mengalami gangguan pada pendengarannya itu bekerja sebagai seorang pemulung dan kadang menjadi buruh.
Setiap harinya Kakek Hatta mengumpulkan barang bekas, plastik, kertas, botol minuman, kardus dan lain-lain. Barang yang bagi Kakek Hatta adalah harta karun itu kemudian dijual ke pengepul.

Pekerjaan itu dilakukan dengan suka rela tanpa mengharap hasil banyak. Ada ataupun tidak ada bukanlah persoalan baginya. Bahkan uniknya penghasilan yang Kakek Hatta dapatkan, ia tabung dan biasa juga digunakan untuk menolong orang lain yang menurutnya membutuhkan. Selain itu kadangkala Kakek Hatta bagikan untuk anak-anak kecil.
Kakek Hatta adalah manusia yang pantang menyerah dan mengharap kepada orang lain. Dahulu Kakek Hatta menggunakan becak saat memulung dan sekaligus juga digunakan sebagai tempat berteduh dari hujan dan terik matahari. Hanya saja becak itu telah dijual karena sebagian komponennya hilang dicuri orang.
Dengan keadaan sedemikian itu, perhatian Kekek Hatta kepada orang lain seperti mata air yang terus mengalir tiada henti. Pada suatu malam yang dingin, tanpa mengenakan baju Kakek Hatta menimbun jalan rusak dan berlubang depan SPBU Soreang Kota Parepare. Kakek Hatta membawa pasir dan batu-batu dengan suka rela.
Setelah sebelumnya, di siang hari Kakek Hatta dengan semangat tak kenal terik matahari mengangkut batu juga pasir timbunan tersebut. Ternyata tidak hanya jalan berlubang depan SPBU Soreang yang jadi perhatiannya, namun juga jalan-jalan berlubang di lorong kecil yang dilintasinya.
Kadang Kakek Hatta mendapatkan uluran tangan dari orang-orang yang melintas atau yang melihatnya. Terkadang berupa uang, makanan ataupun doa. Bantuan itu ia tabung dan sisanya Kakek Hatta gunakan untuk membeli perkakas berupa cangkul dan sekop untuk mempermudah pekerjaan katanya.
Kakek Hatta berharap suatu hari nanti mendapatkan bantuan berupa becak untuk digunakan bekerja dan bisa lebih banyak membantu orang lain di sekitarnya. (hmd/ibl)