GOWA, PIJARNEWS.Com—Kepala Dinas Pendidikan Gowa, Salam menegaskan tindakan kekerasan dalam lingkup sekolah tidak bisa dibenarkan.
Salam menyayangkan insiden pemukulan oknum orang tua murid terhadap guru SD Negeri Pa’bangiang.
Doktor jebolan Universitas Negeri Malang ini memastikan, insiden pemukulan harus dibawa ke ranah hukum. Pihaknya menyerahkan ke aparat kepolisian untuk penegakan hukum terhadap pelaku.
“Kami tidak bisa terima perlakuan orang tua siswa itu. Ini adalah pengeroyokan, kita sudah serahkan ke ranah hukum,” katanya, Kamis, 5 September 2019 seperti dilansir dari Tribunnews.com.
Salam menilai, sikap sang guru melindungi siswa yang terlibat perkelahian sudah tepat.
Sebagai seorang pendidik, kata Salam, sang guru memiliki tanggung jawab moral melindungi siswanya dari amukan orang tua siswa lainnya.
“Tanggung jawab moral guru melindungi anak itu karena (siswa) tidak berhasil disentuh, gurunya akhirnya diserang oleh orang tua siswa,” kata Salam.
Orang tua siswa tersebut diduga tidak menerima atas insiden perkelahian yang melibatkan anaknya dengan siswa lain, pada Selasa, 3 September 2019.
Orang tua itu langsung mencari lawan duel anaknya. Akan tetapi, sang guru rupanya menghalangi karena telah mendamaikan kedua siswa itu sehari sebelumnya.
“Orang tua anak itu tidak terima, dia datangi sekolah dan mencoba cari (lawan) anaknya,” beber Salam.
Meski demikian, Salam hanya tidak menerima dengan orang tua siswa yang melakukan penganiayaan kepada guru.
Sementara anak pelaku masih diperkenankan tetap sekolah karena tidak terlibat pemukulan terhadap sang guru.
“Anak Ibu itu tidak bisa langsung ditindaki ataupun dikeluarkan dari sekolah karena pelakunya kan orang tuanya,” bebernya.
Salah seorang pelaku pengeroyokan guru SD Negeri Pa’bangngiang Gowa, angkat bicara. Dia mengklarifikasi video yang beredar di media sosial.
Pelaku bernama Rahmatiah adalah salah seorang tua siswa. Dia menceritakan kronologi pengeroyokan terhadap guru tersebut.
Menurut Rahmatiah, anaknya yang saat ini sedang duduk di kelas lima SD kerap melapor dipukul temannya. Anaknya tak bisa melawan, hanya bisa melapor kepada wali kelas.
“Anak saya sudah mengadu ke guru, tetapi anak saya justru yang dimarahi oleh guru. Makanya saya melapor ke kepala sekolah. Saya kasih kaget itu anak dan saya jewer itu anak,” kata Rahmatiah seperti dikutip dari Rakyatku.com.
Dalam video yang beredar, pengeroyokan guru tersebut membuat seluruh siswa kaget. Anak-anak yang berada di dalam ruangan kelas tampak ada yang menangis.
Rahmatiah menyebut, hal itu sengaja dilakukan untuk mengangetkan siswa yang lain.
“Jujur saya emosi. Jadi saya kasih kaget itu anak-anak. Akhirnya saya bicara sama guru ini (Astiah) tidak direspons. Justu saya didorong oleh guru itu dan disuruh pulang,” ujarnya. (*)
Sumber: Tribunnews.com dan Rakyatku.com
Editor: Dian Muhtadiah Hamna