MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Ucapan belasungkawa mengalir deras setelah kabar meninggalnya mantan Bupati Gowa, Ichsan Yasin Limpo (IYL) meramaikan jagad dunia Maya khususnya di Sulsel.
IYL yang meninggal pagi tadi di Jepang meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh sahabat, kerabat, handai tolan, keluarga, tokoh Sulsel, akademisi, warga Gowa dan Sulsel pada umumnya.
Rektor UIN Alauddin Makassar, Profesor Hamdan Juhannis, misalnya. Dihubungi pijarnews.com, Selasa, 30 Juli 2019, mengatakan sebuah kehilangan berarti dengan kepergian IYL.
“Kehilangan tentang sosok tegar, pribadi yang berkarakter, dan figur panutan,” kata rektor yang baru saja dilantik untuk periode 2019-2023 itu.
Sulsel Kehilangan sosok yang memiliki pemikiran yang selalu berada jauh ke depan. Sosok yang tidak pernah kering dengan ide-ide pengembangan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan.
“Sampai menjelang sakit, Pak Ikhsan masih begitu aktif mengumpulkan para akademisi untuk mencari bentuk terbaik untuk pendirian Universitas Syekh Yusuf. Beliau sadar akan nilai keadaban dan kesejarahan tentang mimpi hadirnya universitas ini di tanah Gowa.Selamat Jalan Pak Ikhsan. Obsesi bapak akan selamanya membayangi kami semua,” kesan Hamdan.
Bupati Barru, Suardi Saleh pun menyampaikan duka cita mendalam. Dalam rilisnya, Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Barru menghaturkan dukacita atas berpulangnya ke rahmatullah.
“Semoga husnul khatimah, diterima amalnya diampuni segala dosanya dan mendapatkan tempat terindah di sisi Allah SWT dan kepada keluarga yang ditinggal diberi ketabahan dan kesabaran,” katanya.
Dosen Komunikasi UIN Alauddin, Haidir Fitra Siagian, mengatakan dirinya sebagai warga Gowa, dapat menikmati keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan selama IYL menjadi Bupati.
“Beliau memimpin untuk rakyatnya agar selamat dunia akhirat. Membangun jasmani dan rohani warga. Salah satu program yang cukup bagus adalah Jumat Ibadah di seluruh desa dan program kebersihan. Demikian pula dalam hal komitmennya dalam memajukan kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak. Semoga program ini tetap terlaksana dengan baik, kata Haidir yang saat ini menetap bersama keluarganya di Wollongong, Australia.
Owner MEC Indonesia, Muhammad Eka Prachandra juga terkesan dengan almarhum yang selalu mengerti anak muda. “Leadership beliau memang luar biasa. Saya banyak belajar dari beliau bagaimana beliau memimpin dan disayangi rakyatnya. Beliau tidak hanya sebagai bupati, guru, bapak sekaligus teman,” kesannya. (*)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna