MAKASSAR, PIJARNEWS.COM — Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof HM Nurdin Abdullah, menugaskan tenaga pendamping gizi dan konselor stunting agar menjaga 1.000 hari pertama kelahiran bayi.
“Masa (1.000) itu adalah periode emas kehidupan. 1.000 hari harus mendapatkan perhatian khusus. Stunting harus mendapatkan perhatian khusus untuk kecerdasan, produktivitas dan prestasi kelak nanti pada dewasa,” ujarnya.
“Makanya penting 1.000 hari pertama itu, inilah yang coba kita dorong. Jadi jangan nanti lahir (baru ada perhatian), jadi sejak di dalam kandungan,” katanya.
Menurutnya, masalah gizi tidak bisa dijadikan sebagai alasan kuat sehingga angka stunting di Sulsel terus meningkat. Pemahaman masyarakat harus didampingi para pendamping gizi dan konselor stunting ini.
“Pertama gizi tak bisa menjadi alasan. Kedua memang kenapa penting pendampingan, karena pemahaman masyarakat yang anggap enteng ketika mereka hamil dan tidak betul-betul memberikan gizi yang baik kepada calon bayinya,” urainya.
“Tidak ada istilah mereka ekonomi lemah dan sebagainya, apalagi di desa rata-rata halamannya luas (untuk menanam sayur-sayuran), dan pemberian sayur buah (kepada ibu hamil),” katanya.
Menurutnya, sebagai daerah agraris dan setiap tahunnya, memberikan makan kepada 24 provinsi di Indonesia, namun masih bermasalah soal stunting.
“Semua harus merasa malu dengan keadaan seperti ini. Kami optimistis tiga tahun ke depan masalah stunting bisa ditekan,” katanya.
“Sulsel memberikan makan di 24 provinsi, tapi kita masih bermasalah soal stunting. Kita malu sebagai daerah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah tapi masih bermasalah saol ekonomi dan kebutuhan lainnya,” jelasnya.
“Kita masih di atas rata-rata nasional, nah mudah-mudahan dengan pendamping ini bisa menekan, dan harapan kita dua tiga tahun kedepan stunting di Sulsel ini harus menurun,” tutupnya. (rls/er)