BARRU, PIJARNEWS.COM — Sejumlah Kader muda NU yang juga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Barru mengaku prihatin dengan Kondisi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Barru yang hingga saat ini belum berjalan maksimal. Perhatian yang bermuara pada keprihatinan generasi muda NU itu mencuat pada pertemuan yang digelar di Cafe AA, Minggu, 9/6/2019.
Pertemuan yang dihadiri sejumlah tokoh muda NU, senior dan pengurus PMII Cabang Barru ini menyepakati bahwasanya dalam waktu dekat mereka akan sowan ke pengurus khususnya Ketua Tanfidziyah NU Barru, Dr. Irham Jalil, untuk tabayyun membicarakan permasalahan yang terjadi di internal organisasi Nahdlatul Ulama Kabupaten Barru.
Muhammad Ishak, inisiator pertemuan yang juga Majelis Pembina Cabang (Mabincab) PMII Barru mengatakan, kader PMII wajib mempertanyakan eksistensi kelembagaan NU. Pasalnya, selama ini gaung NU di wilayah tersebut jarang terdengar, bahkan program kerja dan roda organisasi tidak berjalan dengan baik. Bahkan PMII yang notabene lahir dari rahim NU, menurut Ishak kurang mendapatkan perhatian.
“Mestinya NU dan PMII di daerah ini bersinergi, apalagi NU-PMII ibarat anak dan bapak,” papar Ishak.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Herdiansyah, Ketua Umum PMII Cabang Barru. Ia mengaku prihatin dengan kondisi NU yang berjalan di tempat. Menurutnya, rencana pertemuan dengan Ketua Tanfidziyah NU Barru, Rabu 12 Juni 2019 mendatang itu adalah bentuk ungkapan kasih sayang mereka terhadap orang tuanya.
“Tentunnya sebagai anak, kami di PMII selalu terbuka untuk mendengar masukan-masukan, arahan-arahan, bahkan siap membantu program kerja dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di NU Barru,” kata Herdiansyah.
Sementara itu, Latuo Tawakkal menilai rencana kader dan Alumni PMII untuk sowan ke Ketua Tanfidziyah itu adalah hal yang wajar, meski secara struktur PMII tidak lagi di bawah naungan NU, namun secara kultural masih punya hubungan yang kuat. Dan demi kebaikan bersama, Latuo juga berharap, rencana tabayyun tersebut mendapat dukungan semua pihak.
“Kalau perlu PMII harus bisa mendorong NU Barru membuat program kerja, terutama mengenai kajian keaswajaan yang menjadi fondasi utama NU,” tegas mantan Ketua Umum PMII pertama Barru ini. (rls/ibl)