BARRU, PIJARNEWS.COM — Sejak memimpin jajaran Kepolisian Resort Barru, Kapolres Barru AKBP Liliek Tribhawono Iryanto terus melakukan kunjungan ke beberapa tempat.
Kali ini, Posko Satgas Gugus Covid-19 Barru di Jalan Sultan Hasanuddin, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, menjadi lokasi kunjungan.
Jumat (6/11/2020), ia bersama jajaran Satgas Covid-19 Barru saling bercengkrama.
Kapolres Barru AKBP Liliek Tribhawono Iryanto, dalam perkenalannya di depan Satgas Covid-19 yang banyak diisi oleh Wartawan dan Aktivis LSM ini menyampaikan, jika ada permasalahan di lapangan mohon koordinasinya dengan pihak keamanan.
“Kalaupun ada pelanggaran yang ditemukan di lapangan mohon diedukasi dulu masyarakat dan berikan pemahanan kepada warga. Semoga Covid-19 di Kabupaten Barru tidak ada lagi atau tidak bertambah, semoga Kabupaten Barru aman dan terkendali,” ucap Liliek.
Sekretariat Satgas Gugus, Darwis yang memimpin penerimaan kunjungan ini, mengatakan dirinya sangat mengapresiasi kehadiran orang nomor satu Kepolisian Barru ini. Terkait langkah pemerintah pusat yang sudah mulai membuka informasi mengenai Vaksin Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi, Kapolres Barru menekankan pada memassifkan sosialiasi tentang vaksin Covid-19.
Sementara itu, data dari Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) terkait antusiasme masyarakat Indonesia untuk berkontribusi menjadi relawan vaksin COVID-19 sangat besar.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Profesor Dr. Kusnandi Rusmil dalam Dialog Produktif “Kelanjutan Uji Klinis Vaksin COVID-19” di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), pada beberapa kesempatan lalu.
Ia menyampaikan, kebutuhan tim uji klinis yang bekerjasama dengan Bio Farma dalam mengembangkan vaksin Sinovac 1.620 orang, namun pendaftarnya 2.200 orang. Meski begitu, tidak semua pendaftar langsung bisa menjadi relawan. Ada protokol ketat yang diterapkan untuk menyaring peserta yang memenuhi persyaratan.
“Yang diberikan pada orang-orang sehat berumur 18-59 tahun. Kita pemeriksaan dulu, rapid test dan swab test, kemudian dia negatif, tiga hari kemudian dia datang. Kita berikan imunisasi, sebelumnya kita ambil darahnya. Empat belas hari kemudian disuntik lagi yang kedua. Kemudian tiga bulan kemudian diambil darah (lagi), enam bulan kemudian diambil darah,” terang Prof Kusnandi.
Vaksin Covid-19 ini diuji terus dalam rentang waktu enam bulan, sebanyak 1.620 peserta diperiksa kesehatannya dan reaksi tubuh terhadap vaksin yang disuntikan pada mereka.
Selain melakukan uji klinis pada peserta, Tim peneliti dari Universitas Padjadjaran juga memantau kualitas vaksin yang dikembangkan oleh Bio Farma dalam periode yang berbeda. Hasil Uji Klinis inilah yang akan menjadi pegangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) ataupun persetujuan kelayakan penggunaan vaksin ke masyarakat. (*)
Penulis : Ardi S
Editor : Alfiansyah Anwar