BARRU, PIJARNEWS.COM — Wabah Covid-19 dapat diputuskan mata rantainya dengan 3M (Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci tangan), 3T (Tracing, Test, dan Treatment) serta Vaksinasi. Apalagi, info terbaru hari ini, diketahui bahwa sekelas Bupati Situbondo Jawa Timur, tiga hari terpapar lalu akhirnya menghembuskan nafas terakhir akibat virus Corona.
Kepala Markas PMI Barru, Muhammad Askar yang selama ini menjadi pejuang kemanusiaan, angkat bicara terkait Pandemi Covid-19 ini. Ia berharap agar masyarakat lebih disiplin dalam menjalankan Protokol Kesehatan Covid-19 dan mampu menyaring berita terkait virus Corona.
“Saya sebenarnya lebih berharap kepada masyarakat agar lebih disiplin lagi dalam menjalankan protokoler kesehatan dan tidak mudah percaya kepada berita hoax tentang C-19, karena virus itu memang ada,” sebut Askar yang telah sekira Sembilan belas tahun mendedikasikan diri di organisasi kemanusiaan ini.
Sebagai seorang relawan yang mengabdikan diri sejak tahun 2001, pada kepedulian terhadap kesehatan masyarakat melalui Palang Merah Indonesia Cabang Barru, Kepala Markas ini membagikan pengetahuannya tentang Vaksin Covid-19.
“Kalau yang saya dengar vaksin untuk C-19 akan tersedia awal tahun depan dan saya harap hal ini benar, dan bisa memutus rantai penyebaran C-19, sehingga kita bisa kembali beraktivitas dengan Normal,” ujarnya.
Lelaki yang selalu terlihat tenang dan murah senyum ini, berharap banyak agar setiap masyarakat bisa menjadi contoh dan penggerak kepada masyarakat lainnya dalam menjalankan protokoler kesehatan sambil mensosialisasikan tentang rencana vaksinasi yg akan dilakukan. Ia berujar sosialisasi ini digalakkan agar nantinya saat vaksin siap dan dikeluarkan pemerintah, akan lebih memudahkan pemerintah dalam melakukan vaksinasi kepada masyarakat.
Rilis media dari Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sendiri menyebutkan bahwa Penegakan disiplin protokol kesehatan dengan menjalankan 3M (Memakai Masker, Menjaga jarak dan Mencuci Tangan) menjadi upaya pencegahan utama dalam menghadapi COVID-19 saat ini.
Upaya pencegahan itu juga dilakukan pemerintah melalui program vaksinasi bertahap COVID-19. Proses pendistribusian vaksin akan dibagi menjadi dua, bantuan pemerintah dan vaksinasi secara mandiri. Masyarakat mampu diminta untuk berkontribusi melakukan vaksinasi secara mandiri.
“Ada bantuan (vaksin) pemerintah, salah satunya untuk tenaga kesehatan dan semua masyarakat yang memang sangat membutuhkan, sesuai data BPJS Kesehatan yaitu BPI-nya,” ungkap Erick Thohir, Menteri BUMN dalam Webinar KPCPEN, dengan tema ‘Kesiapan Infrastruktur Data Vaksinasi COVID-19’, Selasa (24/11/2020).
Sementara vaksinasi mandiri diharapkan dilakukan oleh masyarakat yang memang mampu, sehingga bisa membayar sendiri. “Dan ini merupakan kontribusi yang tak kalah pentingnya, karena memang jumlah penduduk Indonesia sangat besar, tentu kelompok masyarakat yang mempunyai kemampuan lebih sudah seyogyanya bisa membantu pemerintah membayar vaksinnya sendiri,” tambahnya.
Dikatakannya, pemerintah sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi. Dan juga dengan fatality rate- ketika tingkat kematian di Indonesia berada pada angka yang lebih tinggi dari beberapa negara lain. Tentu menurutnya, pemerintah berusaha keras untuk menahan laju angka kematian tersebut. Salah satunya dengan vaksin, dan menggaris bawahi bahwa upaya terbesar pencegahan wabah dilakukan melalui pelaksanaan protokol COVID-19 yang ketat dan disiplin serta standarisasi perawatan dan penyembuhan.
Pemerintah saat ini tengah membuat sistem informasi satu data vaksin COVID-19 yang dikerjakan oleh dua BUMN, Telkom dan Bio Farma. Keduanya akan menjadi agregator dan bertanggung jawab memastikan penyediaan vaksin hingga pendistribusian ke masyarakat yang dikelola secara digital. (*)
Editor : Alfiansyah Anwar