PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Ketua DPRD Parepare, Kaharuddin Kadir memuji sistem audit partisipatif terhadap mitra MAMPU-YLP2EM Parepare. Hal itu diungkapkan Kaharuddin Kadir saat hadir membuka kegiatan audit partisipatif yang digelar di ruang Cempaka, Hotel Kenari, Kamis 14 Februari 2019.
Kaharuddin Kadir mengatakan, audit partisipatif yang melibatkan langsung pengguna anggaran ini cukup bagus dan bisa menjadi contoh bagi pengelola kegiatan dan pengelola anggaran lainnya.
“Kami berterimakasih kepada MAMPU-BaKTI dan YLP2EM atas kegiatan yang dilakukan pada tahun 2018. Semoga di tahun 2019 ini, program MAMPU-BaKTI bisa kembali dikerjasamakan di wilayah Parepare,” ujar Kaharuddin.
Kaharuddin mengatakan, metode partisipatif ini juga sudah dilakukan di DPRD. Salah satunya dengan melakukan reses ke warga.
“Reses sangat penting dilakukan untuk menyerap aspirasi masyarakat, sehingga bisa dicarikan solusi. Misalnya saja, nelayan tidak hanya butuh perahu dan alat tangkap ikan saja, tapi istri nelayan juga ternyata butuh pengetahuan dan keterampilan berwirausaha untuk kebutuhan sehari-harinya. Karena itu kita carikan solusi,” kata Kaharuddin.
Monitoring dan Evaluasi Program MAMPU BaKTI, Taufan mengatakan, pelibatan mitra dalam audit kegiatan ini sudah lama diterapkan oleh MAMPU-BaKTI. “Audit partisipatif ini berbeda dengan audit konvensional. Prinsipnya tentu akuntabel dan transfaran dengan melibatkan pengelola dan penerima manfaat program,” kata Taufan.
Metode audit partisipatif ini, lanjut Taufan, jika ada yang berbeda dari kegiatan akan diklarifikasi dulu. “Yang jelas audit ini mampu meminimalisir kebocoroan dan manipulatif anggaran dan pelaksanaan kegiatan,” ujar Taufan.
Senior Finance Officer BaKTI, Oktavius mengatakan, audit partisipatif ini dibagi dalam tiga kelompok. Yakni audit kepatuhan, audit keuangan dan audit operasional.
Audit, lanjut Otavius, dilakukan di lima tempat yakni Toraja, Parepare, Ambon, Kendari dan Atambua.
Kordinator Program MAMPU Parepare, Abdul Samad mengatakan, audit partisipatif ini memberikan harapan kepada mitra dalam mengevaluasi program MAMPU secara partisipatif. “Jadi audit partisipatif ini melibatkan mitra untuk mengungkapkan kelebihan dan kekurangan program. Termasuk memberikan saran untuk program selanjutnya,” tandas Abdul Samad. (*)
Penulis : Alfiansyah Anwar