ENREKANG, PIJARNEWS.COM – Dalam upaya melestarikan tradisi Macera Manurung Komunitas Fotografi Maiwa (KFM) melaksanakan Motret on The Spot di dua titik lokasi pelaksanaan Pesta Adat Macera Manurung di Desa Limbuang dan Desa Matajang.
Kegiatan yang memadukan pemotretan berbagai ritual-ritual dan upacara dalam tradisi Macera Manurung tersebut terlebih dahulu dilaksanakan di Desa Limbuang, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang. Kamis (10/10/2024).
Sementara, untuk pelaksanaan kedua akan berlangsung di Desa Matajang, Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang pada Kamis, (17/10/2024).
Executive Director KFM Galank saat dikonfirmasi Pijarnews.com, Sabtu (12/10/2024) menguraikan tujuannya untuk mengenalkan tradisi Macera Manurung kepada masyarakat luas. Selain itu, kata dia, bagian dari upaya mempromosikan kebudayaan dan potensi wisata budaya Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Enrekang.
“Untuk tujuan khususnya, kami ingin menghasilkan dokumentasi visual berkaitan dengan pelaksanaan Pesta Adat Macera Manurung dengan melibatkan generasi muda dalam upaya pelestarian budaya lokal,” jelas Galank.
Dia juga menjelaskan selain sebagai bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya lokal, kegiatan ini juga membuka peluang bagi para penggiat fotografi dan videografi untuk mengeksplorasi keindahan budaya, seni, dan tradisi masyarakat.
“Dengan adanya dokumentasi yang baik, diharapkan acara budaya ini dapat menjadi bagian dari promosi pariwisata Kabupaten Enrekang, yang pada gilirannya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya,” ungkapnya.
Galank menceritakan berdasarkan pengamatan di lapangan pesta adat maccera tomanurung cukup meriah, banyak sanak saudara yang kembali ke kampung halaman untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Selain itu, civitas akademik UIN Alauddin Makassar dan balai pelestarian kebudayaan juga hadir untuk melakukan riset pesta maccera tomanurung.
Tim KFM sendri beranggotakan 4 orang, selain Galank sebagai Executive Director, ia juga dibantu rekan-rekannya, yaitu Andika (Executive Manager), Fadel (Member Group), dan Acil Cino (Member Group) untuk menyukseskan program tersebut. Kegiatan itu sendiri mendapat support dari berbagai kalangan mulai dari komunitas fotografi dan media.
Sebagai informasi tambahan, Macera Manurung sendiri merupakan tradisi upacara adat kuno yang dilaksanakan satu kali selama delapan tahun, ada juga 1 kali dalam 4 tahun, 1 kali dalam 5 tahun dan 1 kali dalam 2 tahun upacara ini telah dilaksanakan beratus tahun yang lalu oleh nenek moyang orang Enrekang. Dalam rangkaian acara macera manurung tersebut ada berbagai ritual diantaranya:
Massajo: Tetua adat menyampaikan pesan- pesan leluhur kepada masyarakat.
• Tari pa’jaga: Tarian yang ditampilkan dalam acara Maccera Manurung.
• Mappadendang: Acara yang ditampilkan dalam Maccera Manurung.
• Mendoa (Ayunan): Atraksi yang dilakukan dengan menggunakan tiang kayu setinggi 20 meter dan tali ayunan dari rotan. Biasanya, satu orang diayunkan dan dua orang yang “Maddere”.(A/why)