PINRANG, PIJARNEWS.COM — Pernah mendapatkan cibiran dari tetangga dan temannya tak membuat Baharuddin Majide, SM (28) bermental kerupuk. Justru dia mampu membuktikan dirinya sukses berkarier di dunia konten kreator dengan ciri khas genre komedi.
Untuk menyaksikan karya Baharuddin Majide atau Eghy, bisa ditonton di YouTube Eghy Biardi, Instagram Eghy_Biardi, Tiktok Eghy_Biardi dan Facebook Eghy Biardi. Baharuddin Majide bercerita awal mula sebelum terjun ke dunia konten kreator.
“Sebelum terjun ke dunia konten kreator pada saat tahun 2012. Saya membuat band dan sempat tampil di beberapa panggung serta festival,” ujar Baharuddin Majide yang kerap disapa Eghy kepada Pijarnews.com, Sabtu (6/8/2022).
Tak lama, dia mempunyai single lagu di grup bandnya, namun setelah itu teman-temannya pergi merantau.
Ia tak patah semangat dan tetap melanjutkan kariernya di dunia musik serta memutuskan untuk beralih ke penyanyi solo.
“Saya memutuskan menjadi penyanyi solo dan menciptakan beberapa lagu bersama produser, ” ujarnya.
Di tahun 2016 dan 2017, dia beralih ke dunia konten kreator sebab merasa tidak ada kecocokan terhadap dirinya di dunia musik.
“Mungkin bukan tempat saya di musik, jadi saya pilih konten kreator untuk hiburan dan komedi,” bebernya.
Sebelum terkenal dengan karya-karya video yang dia buat, Eghy sempat mengikuti teman-teman di Pinrang membuat film pendek.
“Saya ikut-ikut juga sama teman pembuat film. Maksudnya saya sebagai kameramen, kalau ada yang dibutuhkan saya masuk. Masuk tapi tanpa bayaran karena saya mau berkarya dan menghibur orang,” katanya.
Eghy mengungkap dirinya tertarik ke dunia konten kreator meski tidak pernah latihan khusus.
“Lucu juga sih karena saya tidak pernah sekolah tentang editing video, angle-angle pengambilan gambar, tapi saya punya kemauan dan keinginan saya cari anak sekolah untuk diajak membuat film pendek,” lanjutnya.
Dia menambahkan mengapa anak sekolah karena untuk menemaninya dalam membantu membuat film pendek.
“Anak sekolah tersebut saya temani bermain membuat film pendek dan kebetulan dia pintar editing jadi saya ajak juga di channel ku karena saya punya cerita sendiri,” tandasnya
Selain itu, Eghy mengungkap dirinya tidak mengetahui soal editing video dan dia mencari teman-teman yang pintar.
“Saya cari teman yang pintar editing nah di situ juga mi saya perhatikan cara mereka editing, saya tidak pernah sekolah editing jadi saya belajar secara otodidak,” terangnya.
Dia mengungkap selama dirinya membuat konten video, pernah juga dihujat oleh tetangga maupun teman yang berada di sekitarnya.
“Iya, banyak sih. Bahkan ada yang juga bilang, Agaje napigau ero mabbaleng-beleng lemmi, ada jiga uangnya kalau buat terus ki begitu dan berbagai kata hujatan yang saya terima,” kenangnya dalam logat bugis.
Dia mengungkapkan, lontaran jawaban dari berbagai hal hujatan yang diterima. “Yang saya jawabkan, saya buat video hanya untuk hiburan buat masyarakat agar terhibur dan kedua biarkan karya saya dinilai dengan uang,” ujarnya.
Selama memulai karier sebagai konten kreator pada tahun 2016 dan 2017 hingga sekarang kini Eghy mendapat berbagai tawaran kerja sama dengan beberapa brand atau produk di Pinrang.
“Yang sudah mengajak saya kerja sama itu ada enam orang yang memiliki produk atau brand, tapi itu semua bagi saya bersama teman-teman dan tim, karena seandainya saya mengejar uang atau materi mungkin saya sudah lama berhenti, ” terangnya.
Dia mengatakan, ide untuk membuat video berasal dari cerita pengalaman kehidupan-kehidupan yang ada di sekitar untuk diterjemahkan ke dalam bentuk sebuah cerita video yang bergenre komedi.
“Saya dapat biasanya ide pas naik motor misalkan dalam perjalanan melihat apa begitu baru dijadikan video dan kisah-kisah nyata juga baru dibikin video sama kalau duduk-duduk cerita sama teman-teman, tiba-tiba ada ide langsung dieksekusi,” jelasnya.
Eghy berharap untuk para pemuda-pemudi yang pertama kali ingin memulai karier terjun ke dunia konten kreator, tetap semangat dalam berkarya.
“Untuk para pemuda pemudi tetap semangat berkarya jangan pernah bosan untuk belajar, kalau ada cacian bisa didengar tetapi jangan disimpan dilubuk hati. Kalau punya video jelek atau buruknya itu urusan belakangan, kalau gagal coba lagi,” tegasnya. (*)
Reporter: Faizal Lupphy
Editor: Dian Muhtadiah Hamna