PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Tertundanya rapat paripurna DPRD Parepare lantaran tidak qourum-nya anggota dewan yang hadir, terus menjadi polemik. Kisruh semakin menjadi karena Ketua DPRD Parepare Kaharuddin Kadir melontarkan dugaan bahwa sejumlah anggota dewan ‘sengaja’ tidak mau hadir karena suatu sebab yang tidak ingin dia jelaskan.
Akibatnya, paripurna dengan agenda penyerahan 11 ranperda mesti ditunda. Buntutnya kemudian, Kahar mengancam tidak akan menandatangani perjalanan dinas para legislator yang dia anggap malas dan sengaja tidak mau hadir. Keputusan Kahar mendapat protes keras, termasuk dari legislator Nasdem hingga Wakil Ketua DPRD Rahmat Sjamsu Alam.
Polemik-pun berkembang dikalangan masyarakat mengenai kisruh DPRD itu. Mantan anggota DPRD Parepare Rahman Saleh menilai, ada suatu hal yang disembunyikan para legisalator dari masyarakat. “Ini harus dijelaskan ada apa? Kenapa tidak qourum? Sengajakah? Kalau memang ada masalah antar dewan, warga pasti bertanya-tanya,” jelas Rahman, 17/3.
Dia mengkhawatirkan dugaan dan prasangka warga bakal menggelinding jauh jika DPRD tidak menjelaskan penyebab kisruh tersebut. Arsal mengatakan, bisa saja warga menduga ada kepentingan sejumlah anggota dewan yang ‘gagal’ dikomunikasikan kepada ketua. Dugaan konflik kepentingan politik, bahkan dugaan bagi-bagi ‘proyek’ yang tidak adil.
“Saya sebagai warga, sekaligus mantan anggota DPRD tahu persis, jika sak wasangka seperti ini sangat rawan berkembang,” urai Ketua BKPRMI itu.
Paripurna dengan agenda penyerahan 11 ranperda itu, hanya dihadiri 11 anggota dewan, Rabu, 15/3. 14 lainnya tidak hadir dengan alasan berbeda-beda. Namun demikian, walikota Taufan Pawe-pun juga ternyata tidak hadir saat itu dan hanya diwakili asisten Rusman Rahman. (ris)