PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Parepare, Sulawesi Selatan, mengumumkan nama-nama panelis untuk debat Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota dalam Pilkada Serentak 2024.
“Nama-nama panelis sudah dipublikasikan untuk rekan-rekan media,” kata Ahmad Perdana Putra, Anggota Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Parepare, pada Sabtu (26/10/2024).
Ketujuh panelis yang ditetapkan didominasi oleh akademisi dari kampus-kampus di Sulawesi Selatan, Palu, dan Samarinda. Mereka akan merumuskan pertanyaan untuk pasangan calon wali kota dan wakil wali kota sebagai bentuk respon terhadap keingintahuan masyarakat.
Di antara panelis tersebut, terdapat empat pakar yang masing-masing memiliki keahlian di bidang Hukum Agraria dan Sumber Daya Alam, Fisiologi, IT, dan Riset Inovasi. Salah satu panelis, Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, SH., MH., yang merupakan pakar hukum agraria dan guru besar tetap Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, pernah tampil pada debat kedua Cawapres 2024.
Sebelumnya, KPU juga merilis delapan tema untuk debat perdana, yaitu Hukum Tata Pemerintahan, Pendidikan dan Budaya, Pelayanan Publik, Hak Asasi Manusia, Penguatan Demokrasi, Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan, Teknologi dan Informasi, serta Lingkungan Hidup.
Berikut nama-nama panelis debat Pilkada yang ditetapkan KPU Parepare:
1. Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, SH., MH (Pakar Hukum Agraria dan SDA/Guru Besar Tetap Fakultas Hukum Unhas)
2. Prof. Dr. Muhlis Hadrawi, S.S., M.Hum (Pakar Filologi/Guru Besar Ilmu Budaya Unhas)
3. Erfan Hasmin (Pakar IT/Dosen Ilmu Komputer Universitas DIPA Makassar)
4. Dr. Rahmat Muhammad, M.Si (Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unhas)
5. Dr. Suharto, S.Sos.I., M.Si (Direktur Poros Pembangunan Indonesia dan Sekretaris Kajian Pancasila UIN Datakorama Palu)
6. Prof. Dr. H. A. Kadir Ahmad, M.S., APU (Pakar Riset dan Inovasi/Peneliti Senior BRIN RI)
7. Dr. Sitti Sahar Inayah, S.Ag., M.Si (Anggota Komisi Litbang dan Wakil Dekan Bagian Administrasi Umum, Perencana, dan Keuangan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah UINSI Samarinda).
Reporter: Faizal Lupphy