PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Masih banyak yang belum memahami detil kinerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP). Padahal, instansi yang satu ini punya peran utama dalam memastikan keselamatan pelayaran.
Di KSOP Parepare misalnya, bertanggungjawab atas dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Nusantara dan Cappa Ujung. Kepala KSOP Parepare Stanislus Wembly Wetik mengajak pembaca PIJAR melihat lebih dekat kinerja KSOP. Termasuk mengamati tantangan yang dialami sert prestasi yang dicapai selama Wembly memimpin KSOP Parepare.
“Intinya KSOP bertanggungjawab langsung atas keselamatan pelayaran,” ujarnya memulai.
Dia menguraikan, KSOP mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan, serta pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada pelabuhan yang diusahakan secara komersial.
“Sehingga setiap kapal yang beraktifitas di pelabuhan dibawah KSOP (Nusantara dan Cappa Ujung), itu harus mengantongi izin. Termasuk kapal asing yang masuk,” tegas alumni AMI Bitung itu.
Wembly juga mengklarifikasi keterlibatan mengenai adanya pungli di Pelabuhan Nusantara. Dia menegaskan, KSOP hanya mengurusi keselamatan pelayaran dan tidak berurusan dengan uang. “Soal tarif, tiket dan semacamnya itu ada Pelindo sebagai badan usaha pelabuhan. KSOP tidak berwenang untuk itu,” jelasnya.
* Prestasi dan Tantangan
Sejak 2015 memimpin KSOP Parepare, Wembly mencatat prestasi mengesankan. Selain tingkat keamanan dan keselamatan yang terus terjaga dengan baik, pelabuhan Nusantara juga berhasil memenuhi 39 poin dari 41 poin persyaratan dan penilaian pelabuhan terbaik.
“Kekurangan kita hanya pada fasilitas stay (rumah tinggal) yang biasanya hanya ada di pelabuhan besar. Selain itu kita belum memiliki garbarata (tangga belalai serupa di bandara). Selebihnya, kita berhasil penuhi,” urainya.
Sementara untuk keamanan kapal, Wemby mengatakan Kemenhub punya standar yang ketat. Saat ini, terdapat 8 kapal swasta di Pelabuhan Nusantara Parepare. Juga terdapat dua kapal Pelni, yakni Bukit Siguntang dan Lambelu. Dia mengklaim, rata-rata yang beroperasi itu hampir mencapai standar yang ditetapkan.
“Biasanya minusnya pada fasilitas kesehatannya. Semua kapal sudah punya klinik, namun belum ada dokter. Ini agak sulit bagi kapal karena bayaran dokter tentu tidak sedikit. Jadi biasanya yang standby di kapal ada tenaga perawat. Untuk saat ini itu cukup,”
Terakhir, Wembly mengungkap tantangan yang dia alami dalam memimpin KSOP Parepare. Dia mengaku, Parepare adalah tempat tugasnya yang paling menantang. Banyak pelajaran dan dinamika, termasuk dinamika politik yang butuh banyak kesabaran, kemampuan komunikasi dan interaksi. “Pokoknya saya harus akui, Parepare ini paling menantang,” tandasnya. (ris)
Nama: Stanislus Wembly Wetik
Tempat dan Tanggal Lahir: Manado, 28 Mei 1974
Pendidikan: AMI Bitung angkatan 1996
Jabatan:
Kepala KSOP Parepare 2015-sekarang
Kepala UPP Bontang 2013-2015
Kasi di Pelabuhan Batam 2010-2013
Kasubag TU di Manado 2010