PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Guru Bahasa Inggris SMA YPS Soroako, Luwu Timur,
Kuran Puasa sukses menyusun Kamus Bahasa-Bugis Indonesia setebal 1007 halaman.
Kuran berhasil mengumpulkan kata demi kata selama 10 tahun. Pengumpulan kosakata Bugis, kata dia, menjaga kelestarian Bahasa Bugis.
Pendidik di Tana Luwu itu, mengaku menyusun kamus tersebut lantaran prihatin dan sulitnya mendapatkan kamus Bahasa Bugis di toko buku. Meski sudah ada yang terbit, tapi dalam jumlah terbatas.
“Saya pernah bertemu dengan orang asing yang mencari kamus Bahasa Bugis. Tapi, tidak ada yang tersedia di toko buku,” ujarnya.
“Memang sudah ada kamus yang telah terbit, tapi masih dicetak sangat terbatas dan hanya tersedia di beberapa perpustakaan. Inilah pemicu awal yang memantik ide sekaligus menjadi motivasi untuk menyusun kamus,” ujarnya.
Kuran mengaku, ingin membantu anak-anak belajar Bahasa Bugis. Selain itu, kata dia, termotivasi menjaga kelestarian Bahasa Bugis.
Kamu setebal 1007 halaman (xxiv + 983) itu, disusun dengan sistem menabung. Kosakata yang ia didapatkan dimasukkan ke dalam file khusus yang disiapkan secara alpabetis.
Setiap hari, Kuran menargetkan memasukkan 20-25 kosakata per hari ke file tersebut dengan mengandalkan ingatan dan bertanya kepada orang lain.
Namun, perlahan kosakata yang dikumpulkan berkurang setiap hari. Kuran tidak kehabisan akal. Ia rajin mendengar ceramah dan lagu dalam Bahasa Bugis. Ia juga membaca referensi berbahasa Bugis, seperti tafsir Alquran berbahasa Bugis dan mencari tambahan kosakata baru.
“Kadang saya mendatangi orang di daerah yang mengerti suatu hal untuk minta penjelasan. Misalnya ketika saya mendapati ujangomi (kartu kuno) orang Bugis pada buku Manusia Bugis, karya Peilras, saya datang ke Soppeng untuk menanyakan kepada orang yang mengerti permainan tersebut, nama-nama kartu tersebut dalam bahasa Bugis,” kata pria yang menghabiskan masa kecil dan remajanya di Kota Parepare.
Kamus Bahasa Bugis-Indonesia itu diterbitkan Penerbit Jejak Sukabumi tahun 2019. Bahasa Bugis yang ada dalam kamus tersebut merupakan Bahasa Bugis random. Kamus tersebut disusun berdasarkan pengalaman kebahasaan dari penulis.
“Bahasa Bugis yang saya gunakan adalah Bahasa Bugis yang berdasarkan pengalaman kebahasaan saya,” katanya. (ern)
Penulis : Sunarti Mansyur