PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Belum selesai dengan insiden nahas bayi meninggal, pelayanan di RS Andi Makkasau kembali dikeluhkan keluarga pasien. Kali ini, pasien bernama Elliyas (32) tidak memperoleh penanganan sesuai harapannya saat berada di Bagian Pelayanan RS tipe B tersebut.
Elliyas menderita luka pada bagian kepalanya akibat sengatan listrik di Makassar, empat hari lalu. Kepalanya harus diperban oleh dokter di RS Wahidin Makassar. Kedatangan Elliyas kemarin malam di RS Andi Makkasau, untuk mengganti perbannya yang sudah empat hari tidak diganti. “Di bagian pelayanan bilang ganti perban bukan disini, tapi di poli. Tetapi kan poli sudah tutup. Makanya kami minta kebijakan agar perbannya bisa diganti malam itu,’ kata keluarga pasien, Gustam.
Yang dia sesalkan, jika memang ganti perban tidak bisa dilakukan, minimal ada dokter yang menjelaskan apakah tidak apa-apa perbannya tidak diganti. “Kami khawatir infeksi karena sudah lama tidak diganti. Soalnya dokter di RS wahidin mengatakan harus diganti. Masalahnya, tidak ada penjelasan apa-apa dari dokter. Tidak ada pelayanan sebagaimana layaknya, bahkan tidak disentuh sama sekali. Mana kita tau bagaimana kondisi lukanya,” keluhnya.
Anggota Dewan Pengawas RS Andi Makkasau (Dewas) Rahman Saleh mengatakan, pihak RS tidak semestinya kaku menangani kondisi semacam itu. Pasalnya kebijakan bisa saja diambil, apalagi kekhawatiran pasien atas lukanya tidak dijelaskan. “Mestinya tindakan cepat diambil pada kondisi begini. Malu kita jika Gakken Jepang tahu hal sepele seperti perban saja harus menuai polemik,” tandas Arsal. (mul/ris)