PINRANG, PIJARNEWS.COM — Satu per satu potret kemiskinan yang terabaikan, terungkap di Kabupaten Pinrang. PIJAR menemukan seorang nenek bernama I Mari (75) yang hidup sebatang kara di pesisir Pantai Desa Waetuo’e, Lanrisang.
I Mari boleh dibilang sebagai nenek yang tangguh dan tidak suka mengeluh. Meski sebatang kara, dia kukuh tinggal di gubuk 2×4 dipinggir pantai itu. Atap dan dindingnya terbuat dari daun kelapa yang dia tumpuk. “Malu tinggal menumpang dirumah orang,” ungkapnya.
Satu-satunya yang kerap membuatnya khawatir, adalah cuaca ekstrim yang bisa menerbangkan gubuknya sewaktu-waktu. “Mau diapa nak, keluarga saya sudah tidak ada semua,” kata I Mari dengan bahasa bugis.
Untuk bertahan hidup, I Mari mengumpulkan sampah plastik yang terbawa arus pantai. Sampah itu dia pungut, lalu dijual seharga Rp4000-Rp7000 perkilo. Selain itu, beberapa ekor ayam juga dia pelihara. Untungnya, raskin masih kerap mampir digubuknya. Warga sekitar pantai berharap Pemkab Pinrang bisa membangun tempat tinggal yang lebih layak untuk I Mari. (fzn/ris)