PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Bantuan warga untuk korban gempa Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah yang dititipkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Parepare kini menuai sorotan. Soalnya, sebagian bantuan tersebut rusak karena terkena air hujan. Sejumlah warga yang telah memberi bantuan menilai Pemerintah Kota Parepare seolah-olah abai lantaran lamban menyalurkan bantuan ke korban bencana.
Hasil pantauan PIJARNEWS, ratusan item bantuan berupa bahan makanan, minuman instan, pakaian bekas, perlengkapan bayi dan perlengapan ibu hamil kini masih menumpuk di Kantor BPBD Parepare, samping Masjid Agung AGH KH Abdul Rahman Ambo Dalle, Jalan Ahmad Yani.
Sebagian bantuan tersebut bahkan sudah mulai rusak terkena air hujan. Soalnya sejumlah atap dan plafon ruangan Kantor BPBD Kota Parepare bocor. Sejumlah warga pun mengeluhkan hal itu. Warga mengaku hendak berbagi kepada sesama, namun ternyata bantuan tersebut belum disalurkan. Bahkan sebagian sudah rusak.
“Meski bantuan kami sedikit, namun niat kami ikhlas untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Mungkin saya dan warga lainya keliru menitipkan amanah tersebut. Buktinya, Posko Bantuan Sulteng yang dibuat warga, malah semuanya sudah tersalurkan sebulan lalu,“ kata Wati, Warga Kilometer 2 Kota Parepare, Sabtu 10 November 2018.
Koordinator Penanggulangan Bencana Sulteng di Kota Parepare, Andi Erwin Pallawarukka mengakui adanya keterlambatan distribusi bantuan. Bukan hanya itu, Erwin juga mengaku mendapat laporan terkait kerusakan sejumlah bantuan di Kantor BPBD Kota Parepare, Sulawesi Selatan akibat terkena air hujan. Dari hasil koordinasi, Pemerintah Kota Parepare baru menjadwalkan pengiriman bantuan ke Sulteng pada 23 November 2018 mendatang.
“Memang bantuan menumpuk. Dari laporan BPBD bantuan yang rusak karena terkena air hujan yang masuk karena atap dan plafon kantor bocor. Dijadwalkan 23 November mendatang kembali akan disalurkan bantuan tahap II ke Sulteng,” ungkap Erwin Pallawarukka, Koordinator Penanggulangan Bencana Sulteng di Kota Parepare yang juga Asisten Bidang Pemerintahan Setdako Parepare ini.
Amanah warga yang dipercakan kepada pemerintah dan ternyata belum tersalurkan juga menuai kritik dari Tokoh Agama di Kota Parepare. Salah satunya Ustadz Muhammad Nur. Ia menilai siapa saja yang tidak menyampaikan amanah, maka termasuk salah satu perbuatan dosa.
“Yang tidak menyampaikan amanah termasuk dosa yang sangat besar. Mestinya Pemerintah Parepare segera menyampaikan amanah warga Parepare untuk Korban Bencana di Sulteng,” ujar Muhammad Nur. (*)
Penulis : Syamsuddin
Editor : Alfiansyah Anwar