PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Setiap musim penghujan, sejumlah wilayah di Kota Parepare, selalu dihantui ancaman banjir. Salah satunya, di Kelurahan Lumpue, Kecamatan Bacukiki Barat. Warga sekitar pun mendatangai Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Parepare, membahas persoalan itu. Rabu (19/02/2020).
Ketua RW 8 Kelurahan Lumpue, Sulaiman Abbas mengatakan, wilayah Lumpue memang menjadi langganan banjir jika memasuki musim penghujan. Tiap kali banjir, air bisa mencapai ketinggian satu meter atau sekira diatas lutut orang dewasa.
“Kami berharap sudah ada langkah dari pemerintah untuk menangani persoalan ini. Apa lagi ini kejadian tiap tahun terjadi. Setiap masuk musim penghujan, pasti bajir,” ungkap Sulaiman, di ruang Komisi III DRPD Kota Parepare.
Salah seorang warga, Abdullah juga menambahkan, wilayah di Lumpue yang mesti menjadi prioritas untuk ditangani yakni di belakang SD 28. Pasalnya, tidak adanya saluran air yang mengarah ke laut, mengakibatkan air tergenang dan mengalir ke wilayah RW 8.
“Sudah harus pak dibuatkan saluran air khususnya di belakang SD 28. Supaya air tidak lagi tergenang. Bisa langsung ke laut,” harapnya.
Untuk itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Parepare, Rudy Najamuddin mendesak instansi terkait, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), segera menyelesaikan persoalan banjir itu. Terlebih, DPRD Kota Parepare juga telah menambah anggaran khusus penanggulangan banjir senilai Rp3,7 Miliar.
“Saya optimis, dengan anggaran sebanyak itu masalah banjir itu bisa terselesaikan. Asalkan, pemerintah daerah dan warga bisa bekerjasama, khususnya pada pembebasan lahan untuk membuat saluran air,” paparnya.
Anggota Komisi III, Yasser Latief juga menambahkan, persolan banjir ini harus diselesaikan secara komprehensif. Sebab bukan hanya di wilayah Lumpue saja yang sering mengalami banjir.
“Banyak wilayah di Parepare yang sering mengalami banjir. Seharusnya, dinas terkait harus punya satgas atau tim yang mendata dan pencermati wilayah mana saja yang selalu menjadi langganan banjir,” ujarnya.
Selain itu, Sambung Yasser, masalah drainase yang buruk juga berpengaruh. Kian hari, sedimentasi makin membuat air sulit mengalir.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kota Parepare, Laetteng bakal melakukan pengkajian untuk mencari solusi terbaik menangani banjir. Utamanya pembuatan drainase.
“Targetnya sudah harus selesai tahun ini. Tapi kita harus kaji betul-betul dulu secara komprehensif. Jangan sampai, kita buat drainasenya, nanti ada masalah baru yang muncul lagi. Maka kita harus kaji baik-baik,” papar Laetteng.
Reporter : Mulyadi Ma’ruf