OPINI — Satu hari berselang selesai kegiatan Talkshow Paraphilia di Gedung Perpustakaan IAIN, sudah dilanjutkan dengan Launching Buku dengan judul Membangun Indonesia Bermartabat, Mozaik Pemikiran Cendekiawan Muslim – Orda Parepare. Judul ini terinspirasi dari tema Muktamar ICMI di Bandung, tahun 2021.
Buku ini sedianya direncanakan dibawa ke Muktamar ICMI Pusat di Bandung tahun lalu, tetapi karena belum selesai sehingga barulah hari ini, Rabu 3 Agustus 2022, jam 09.00 – 11.30, baru sempat dilaksanakan launching buku chapter ICMI Parepare di Aula Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Parepare, yang lebih dikenal dengan singkatan UMPAR.
Acara Launching Buku Chapter ICMI Parepare ini, dihadiri Rektor IAIN, diwakili oleh WR 1, Rektor UMPAR, diwakili WR 3, para penulis, dosen, perwakilan BEM, Ketua Gerakan Organisasi Wanita atau GOW, Ketua Wanita Islam atau WI dan jurnalis. Aula Pasca UMPAR, berukuran sederhana sehingga pihak-pihak yang diundang tidak terlalu banyak tetapi acara berlangsung hangat dan cair.
Buku ini merupakan salah satu rencana kerja Dewan Pakar ICMI Orda Parepare yang telah disepakati pada Rapat Kerja, sehari setelah pelantikan pengurus ICMI di Auditorium BJ. Habibie, di Kompleks Rumah Jabatan Walikota Parepare, tahun 2020.
Saya dan Pak Dr. Syarifuddin Yusuf, Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Parepare sekaligus Ketua Tim Editor Buku Chapter, selalu ingat worning salah seorang pengurus ICMI dari Divisi lain yang apriori dengan rencana ini, jangan sampai rencana menyusun buku chapter ini hanya sekadar rencana saja tanpa realisasi sampai periode kepengurusan berakhir.
Peringatan keras itu, sebagai motivasi, kata Pak Dr. Syarif saat tampil memaparkan isi buku.
Sekarang sudah dibuktikan bahwa rencana menyusun buku chapter itu fisiknya ada, sudah dilaunching, meski tantangan yang dihadapi pada awalnya cukup berat, terutama ketika meminta kesediaan pengurus ICMI Orda Parepare untuk menjadi penulis buku chapter melalui grup whatshap ICMI Parepare.
Daftar nama yang bersedia sebagai penulis lambat bertambah, butuh sekitar 3 bulan menunggu baru ada 15 nama yang bersedia dengan beragam latar belakang keilmuan dan beragam latar belakang profesi, didominasi akademisi.
Pagi sebelum jam 09.00, saya tiba di aula pasca UMPAR, saya orang ketiga yang datang, Pak Alfiansyah Anwar, Wakil Sekretaris Pengurus ICMI Orda Parepare dan Pak Usman, Sekretaris Tim Editor, sudah lebih duluan.
Saya masuk di ruang acara, saya diminta registrasi, tapi daftar nama masih kosong, saya orang pertama yang menulis daftar nama kehadiran, saya mencandai Pak Alfian dan Pak Usman, meski bapak berdua lebih duluan datang daripada saya, tetapi secara hukum saya orang pertama yang hadir.
Saya sedang ngobrol bertiga sebelum undangan berdatangan, Ketua Dewan Pakar ICMI Orda Parepare, Pak Taqyuddin Djabbar menelepon saya, beliau menyampaikan bahwa tidak sempat hadir pagi ini bersama pengurus lainnya. Saya diminta mewakilinya memberi kata sambutan disertai penjelasan lisan isi sambutannya.
Pak Taqyuddin Djabbar atau TQ, menyampaikan 3 hal yaitu permohonan maaf tidak bisa hadir pada hari ini karena sedang diundang sebagai nara sumber pengembangan usaha pelaku UMKM yang dilaksanakan oleh Dewan Masjid Indonesia Sulsel. Dewan Pakar ICMI tidak cukup melahirkan ide dan pemikiran tetapi sudah perlu membumikan pemikirannya itu untuk memberdayakan umat khususnya kepada para pelaku UMKM karena Kota Parepare itu merupakan kota kedua setelah Kota Makassar yang tertinggi pelaku UMKM-nya.
Acara Launching buku hari ini baru “akad nikah”, Insya Allah kita akan lanjutkan dengan acara “pesta” dalam bentuk kegiatan bedah buku, penulis diberi kesempatan memaparkan pemikirannya dan ditanggapi oleh pakar dari pengurus ICMI Orwil Sulsel. Demikian penjelasan Pak TQ dibalik telepon.
Saya orang pertama yang dipersilahkan oleh moderator, Pak Usman dalam kapasitasnya sebagai Sekretaris Tim Editor, untuk memberi kata sambutan mewakili Ketua Dewan Pakar ICMI Parepare. Isi sambutan yang saya sampaikan mengacu pada 3 poin di atas sesuai penjelasan lisan Pak TQ kepada saya lewat telepon. Di awal saya tampil di podium, saya mengulangi kembali ketertarikan saya atas sambutan pak Dr. Mahsyar, Ketua ICMI Orda Parepare kemarin pada acara Talkshow di IAIN tentang 2 ormas Islam yaitu NU dan Muhammadiyah, sudah lahir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Sambutan kedua dan terakhir, Dr. Mahsyar mengulas lagi apa yang sampaikan tentang 2 ormas Islam itu, tetapi beliau lebih mengulas kontribusi NU dan Muhammadiyah dalam perjalanan bangsa hingga kini. Beliau juga menyebut Prof. Ahmad Sewang, yang selalu menulis di grup ICMI Orwil Sulsel tentang persatuan umat dari berbagai ormas. Pak Dr. Mahsyar, menawarkan kegiatan untuk menyemangati HUT RI yang ke 77, yaitu Tasykuran dan Silaturrahmi Cendekiawan Muslim se-Kota Parepare.
Pada akhir sambutan ketua ICMI, beliau diminta menekan tombol yang berada di podium yang terkoneksi dengan layar yang dapat dilihat oleh audiens, tampil visualisasi buku dari depan dan dari belakang serta ditampilkan lembaran-lembaran awal buku berupa kata Sambutan tertulis Ketua ICMI Orwil Sulsel, Sambutan tertulis Wali Kota Parepare dan Sambutan tertulis Ketua Dewan Pakar ICMI Orda Parepare.
Acara inti, pemaparan ketua Tim Editor, Bapak Dr. Syarifuddin Yusuf, beliau menyampaikan data yaitu 1 orang bergelar rofessor, 9 orang bergelar Doktor, 9 orang bergelar Magister, dan 3 orang bergelar Sarjana/S1. Penulis buku 55% dosen UMPAR. Sebagian besar penulis berprofesi dosen dan 55% diantaranya adalah dosen UMPAR. Ada juga sejumlah dosen IAIN Parepare yang menjadi penulis dalam buku chapter tersebut.
Buku Chapter ini sudah ber-ISBN, dibagi dalam 6 tema, yaitu 1. Pendidikan dan SDM, 2. Ekonomi dan Pembangunan, 3. Ekonomi dan Keuangan Syariah, 4. Kesehatan dan Gizi, 5. Kepemimpinan dan Budaya serta 6. Hukum dan Pemerintahan.
Buku-buku tersebut diserahkan secara resmi kepada Rektor IAIN, Rektor UMPAR, Kepala Dinas Perpustakaan Parepare, para penulis.
Penyerahan buku dilakukan secara persesi tampil ke depan kemudian diserahkan buku dan dilanjutkan dengan pemberian sertifikat. Kerja Tim Editor sungguh patut diapresiasi atas kinerjanya mengorganisir penulis hingga menjadi buku, terutama Pak Dr. Syarifuddin, Pak Usman, dan Ibu Haniarti, saya juga dimasukkan sebagai editor tetapi lebih banyak hanya terlibat pada saat rapat tim editor, semunya dilakukan di ruang Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMPAR.
Diakhir sesi, moderator meminta respon audiens, saya mengacungkan tangan. Saya sampaikan bahwa saya bisa menulis karena saya ada mentor yaitu Prof. Amaluddin dan Dr. Syarif. Keduanya sering memotivasi saya untuk bisa menulis, akhirnya saya paksa diri saya menulis. Sekarang saya ada mentor baru namanya Pak Khairil, dosen IAIN, beliau membimbing saya menulis dengan gaya sastra, tapi saya masih sedang belajar bagaimana melenturkan tulisan. Prof. Amal, memotivasi bahwa di Eropa itu budayanya sedikit bicara banyak menulis, budaya kita di Indonesia lebih suka bertutur dari pada menulis. Saya harapkan ICMI Parepare, tahun depan ada lagi buku yang ditulis oleh pengurus ICMI Parepare.
Acara ditutup dengan sambutan Ketua ICMI Parepare, dilanjutkan foto bersama. (*)