MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Mager adalah singkatan dari malas gerak, istirahat itu sangat populer dizaman milenial untuk mengekpresikan sebuah kondisi seseorang yang tengah dilanda kemalasan untuk berbuat suatu hal.
Jangankan bekerja, terkadang mager membius seseorang untuk tidur, bahkan perkara makan dan buang air pun sukar untuk dilakukan.
Fenomena mager muncul sewaktu-waktu dalam diri manusia terlebih pada musim hujan, terkadang kebanyakan orang merasakan mager dan tidak ingin berbuat sesuatu. Bahkan yang lebih parah kebanyakan orang menikmati itu dengan tidur seharian.
Namun, menurut salah seorang psikolog asal Makassar, Evi Rakaryani, menerangkan fenomena mager ialah sesuatu hal yang lumrah terjadi pada manusia. Hal itu dikarenakan, manusia pada dasarnya suka hedon dan kenyamanan.
“Karena manusia itu dasarnya hedon, menyukai kenyamanan,” ujar Evi saat diwawancarai via Telepon pada Sabtu (19/11/2022), malam.
Selain itu, ia mencontohkan, seperti halnya pada musim hujan, kebanyakan orang menikmati magernya dengan tidur, karena dengan tidur dirinya merasa nyaman.
“Sama juga kenapa dia mager (musim hujan) karena enak, kalau dingin gitu, maunya kita pake selimut supaya kita hangat yah. Dasarnya memang manusia itu mencintai kenyamanan” tuturnya.
Ia juga menyebutkan ada beberapa faktor yang membuat orang mager saat musim hujan yakni, faktor secara eksternal maupun secara faktor internal.
Faktor eksternal itu disebabkan, karena suasana hujan membawa dingin dan cahaya yang redup, sehingga orang terbawa dalam suasana tersebut.
“Yang pertama karena cuaca jelas lebih dingin dan membawa suasana redup sehingga orang nyaman dengan suasana itu,” ungkapnya.
Di samping itu kata dia, seseorang juga dapat merasakan mager, karena tidak ada pekerjaan yang mendesak untuk dilakukan.
Adapun faktor internalnya, yakni disebabkan, rata-rata orang tidak ingin basah, sebab jika basah akan berpotensi sakit.
Selain itu, orang-orang yang merasakan mager juga karena pikirannya. Kadangkala di musim hujan sebagai orang lebih banyak berpikir terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadi, seperti jika ke luar akan membuatnya sakit dan jika sakit tentu akan menunda pekerjaannya beberapa hari ke depan.
“Hal demikianlah yang kadang membuat seseorang bermalas-malasan,” terangnya
Tidak sampai di situ saja, pikiran itupun kadang berlanjut, seperti, seseorang akan berpikir gajinya akan terpotong jika sakit, sebab akan digunakan untuk membeli obat.
“Jadi apapun yang buat hidupnya susah keluar uang banyak dan sebagainya, terpaksa dia tinggal di rumah, kalau misalnya dia sampai nggak ngapa-ngapain hanya scroll hp, mungkin dia tidak punya hal penting untuk dikerjakan,” pungkasnya.
Adapun tips dalam mengatasi mager dikala musim hujan, menurut psikolog Rumah Sakit Mitra Husada itu, yakni di antaranya sebagai berikut :
Mengisi Waktu Luang dengan Berkarya
Setiap orang tentu memiliki waktu luang, agar waktu luang tersebut tidak dimanfaatkan untuk mager, maka isilah dengan kegiatan bermanfaat seperti membuat karya.
Berkarya kata Evi, tidak mengenal tempat, sebab dimana saja seseorang bisa meluapkan ekspresinya dengan berkarya termasuk di rumah saat musim hujan melanda.
“Bisa juga manfaatkan waktunya itu untuk menciptakan karya-karyanya tanpa harus tergantung tempat gitu loh,” tuturnya.
Menyelesaikan Tugas atau Pekerjaan
Bagi sebagian orang yang bekerja atau pun sekolah agar tidak bermalas-malasan saat musim hujan, dianjurkan untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan kantornya yang sempat tertunda di kantor.
Hal itu kata Evi dapat mengatasi mager dikala musim hujan, “Sebab jika seseorang sibuk dengan aktivitas maka dia akan lupa bermalas-malasan,” ucapnya.
Menumbuhkan Motivasi dengan Membuat Target
Selain tips diatas, yang paling terpenting harus dilakukan dalam mengatasi mager saat musim hujan adalah menumbuhkan motivasi dari dalam diri.
Lebih lanjut ia menjelaskan, adapun cara menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang itu dengan membuat planning (perencanaan) atau target.
Ia mencontohkan, seperti membuat membagi agenda atau kegiatan perbulan, kemudian perpekan hingga perhari.
“Bagi satu bulan menjadi kegiatan perpekan, dan bagi lagi menjadi kegiatan harian, nah itu harus lihat agenda kerjanya itu apakah dia sudah memenuhi atau tidak,” tukasnya.
Dengan memiliki jika ada perencanaan seperti itu katanya, seseorang akan dapat terhindar dari mager. (*)
Reporter : Sucipto Al-Muhaimin
Editor: Dian Muhtadiah Hamna