MAKASSAR, PIJARNEWS.COM – Sebagai bagian dari tugas mata kuliah Seminar Karya Ilmiah, mahasiswa Pascasarjana Universitas Fajar (Unifa) menggelar seminar bertema “Media Sosial dan Generasi Z : Dua Sisi Mata Pisau”, yang digelar daring dan dihadiri puluhan peserta, Sabtu (21/1/2023).
Dalam sambutannya, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Pascasarjana Unifa, Dr. Muhammad Asdar, mengatakan, seminar tersebut merupakan kewajiban dan menjadi bagian tak terpisahkan dari mata kuliah Seminar Karya Ilmiah.
“Mata kuliah ini hanya ada di Pascasarjana Unifa, ini sebagai upaya membiasakan mahasiswa untuk seminarkan karya ilmiah yang dibuatnya, sehingga saat ujian proposal maupun seminar hasil mereka sudah terbiasa,” kata Muhammad Asdar.
Empat mahasiswa yang menjadi pembicara yakni Muhammad Salih, Darmawati Kadir, Nurfajri Mursalin, dan Pratiwi Puji Lestari secara lugas membahas bagaimana perkembangan media sosial dan generasi Z khususnya di Indonesia.
Sebagai pembicara pertama, Muhammad Salih menjelaskan tentang teori generasi dan memetakan pembagian generasi mulai dari generasi Baby Boomers, Gen X, Y, Z, hingga generasi Alpha. Menurutnya, Gen Z merupakan generasi melek teknologi dan tumbuh berkembang di tengah kemajuan arus informasi.
“Generasi Z sangat dekat dengan perangkat teknologi dan sulit terpisahkan dengan android hampir di seluruh sisi kehidupan mereka, ada penelitian yang bahkan menyimpulkan bahwa gen Z sudah menganggap smartphone sebagai cara hidup, ini tidak pernah terjadi di usia yang sama pada generasi sebelumnya,” katanya.
Darmawati, kemudian memaparkan dampak positif dan negatif media sosial terhadap Gen Z. Ia menyebutkan dampak positifnya, antara lain mempopulerkan eksistensi mereka, sebagai media menghasilkan uang, dan dijadikan sebagai media belajar. “Tapi ada dampak negatif yang juga tak terhindarkan, yakni mudahnya menerima hoax, kecanduan game online, rentan penipuan, dan bahkan bisa mengganggu mentalnya,” ujar Darmawati.
Nurfajri Mursalin yang tampil sebagai pembicara ketiga menyampaikan perihal etika dalam bermedia sosial.
Menurut Farji, generasi Z yang lekat dengan media sosial sejatinya memiliki etika sebagai pegangan moral dalam interaksinya dalam media sosial. Hal itu sangat diperlukan agar generasi Z tidak terjerumus dari dampak negatif perkembangan teknologi. “Etikanya adalah memastikan kebenaran informasi sebelum disebar, tidak menjelekan atau menghina orang lain, tidak membagikan informasi pribadi yang bisa dimanfaatkan penjahat, dan tidak melakukan cyberbullying,” terang Farji.
Sebagai pembicara penutup, Pratiwi Puji Lestari menegaskan bagaimana menjadi generasi Z yang bermoral dan bijak bermedia sosial. Gen Z harus mendapatkan pendidikan karakter yang mengedepankan esensi dan akhlak agar mampu membentuk pribadi yang baik.
“Itu sebagai upaya menjaga generasi Z tidak terjerumus ke arah negatif di tengah arus perkembangan teknologi dan informasi,” terang Pratiwi.
Selain empat pembicara dari mahasiswa Pascasarjana Unifa, seminar ini juga menghadirkan Dr. Citra Rosalyn Anwar sebagai keynote speaker. Dosen Magister Ilmu Komunikasi Unifa ini menyampaikan bahwa hal utama yang diperlukan generasi Z hari ini adalah literasi digital. Menurutnya, upaya untuk membuat generasi Z melek literasi digital akan meminimalkan dampak negatif dari pengaruh media sosial terhadap mereka. “Ada banyak hal positif yang bisa dimanfaatkan oleh generasi Z terhadap media sosial. Hanya saja, itu perlu tetap diarahkan dan diberi rambu-rambu batasan agar tidak melenceng jauh,” katanya.
Citra yang juga merupakan dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) dan anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) menegaskan bahwa materi yang diseminarkan mahasiswa layak menjadi bahan penelitian lanjutan untuk dijadikan tesis. “Materi yang disampaikan pembicara tadi tepat untuk diangkat jadi bahan penelitian tesis mahasiswa jurusan ilmu komunikasi tentang keterkaitan perilaku generasi Z yang saat ini digempur arus informasi yang begitu beragam,” kunci Citra.