MAKASSAR, PIJARNEWS.COM — Manuver Ketua Nasdem Sulsel Rusdi Masse (RMS) bertemu elite DPP Golkar, diyakini bermakna banyak hal. Konstalasi Pilkada serentak dan Pilgub Sulsel bisa saja beubah sewaktu-waktu.
Golkar Sulsel sendiri menyikapi pertemuan itu dengan menunggu ‘proposal’ dari RMS soal ajakan berkoalisi. Jubir Golkar Sulsel, Makbul Halim menyampaikan pihaknya menunggu kepastian hal yang akan disodorkan RMS, terkait agenda konsolidasi tersebut.
Baginya, pertemuan itu memungkinkan banyak opsi yang bisa muncul terkait Pilkada Sidrap dan Pilgub Sulsel. “Apakah itu terkait Pilkada Sidrap menjadi syarat koalisi Pilgub, atau Pilgub Sulsel menjadi syarat di Sidrap atau bagaimana. Kita menunggulah,” beber Makbul, Minggu, 23/7.
Pilgub Sulsel, atau apa. Yang pasti, Maqbul menegaskan kans pengusungan NH-AZIZ terus disolidkan di seluruh daerah di Sulsel. Setidaknya hingga konstalasi berubah lagi.
* NH dan NA
Kuasa RMS di Nasdem Sulsel terkhusus Pilgub Sulsel, dicabut Tim Tujuh DPP NasDem. Hal ini ditengarai karena RMS lebih dahulu memutuskan akan mendukung IYL, padahal Surya Paloh belum menyebut siapa kelak jagoannya. Hal ini disebut tidak menguntungkan partai secara elektoral di Pemilu 2019.
Dilansir Rakyatku, Pengamat Politik Unismuh Makassar, Andi Luhur Priyanto memprakirakan, soal NasDem dan RMS, ada tekanan dari tokoh internal dan eksternal partai untuk mengalihkan dukungan Partai Nasdem, ke kandidat yang tidak didukung oleh RMS.
Selain itu, maklumat NasDem atas RMS, juga dianggap sebagai penanda, selain IYL tidak akan didukung oleh NasDem, juga penegasan bahwa IYL akan memilih Cakka, ketimbang RMS “Apalagi RMS bermanuver ke tokoh lain, seperti Nurdin Halid dan Nurdin Abdullah,” tegas Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP tersebut.
Hadir di Parepare, Aziz menyebut dicabutnya wewenang RMS untuk Pilgub dia yakini menguntungkan buat NH-Aziz. Bagi senator Sulsel itu, pekerjaan NH-Aziz bakal lebih gampang, utamanya dikawasan Ajatappareng. “Jika itu benar, maka akan menguntungkan kami,” singkatnya. (*)