GOWA, PIJARNEWS.COM–Pesantren ini berada di perbukitan di Gowa. Suasana asri dan sejuk. Pepohonan dan aneka tanaman tumbuh subur. Tempatnya bersih. Pesantren ini taat menerapkan protokol kesehatan. Demi mencegah penyebaran Covid-19.
Beberapa waktu lalu, penulis bertandang ke pesantren yang beralamat di Desa Belapunranga, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Jarak tempuh ke arah bagian selatan dari Kota Makassar sekitar 40 kilometer atau 1,5 jam. Saat memasuki pesantren yang didirikan oleh almarhum KH. Abd. Qadir Sarro, tokoh Pramuka dan Pandu Hizbul Wathan Sulsel ini, maka anjuran penerapan protokol kesehatan tersebar. Mulai di pintu masuk, dinding luar masjid, koridor kelas hingga di halaman pesantren sendiri.
Di bagian luar dinding masjid saja, spanduk berisi pesan-pesan tentang pencegahan Covid bertebaran. Misalnya tips menghindari Covid, berupa “Iman, Aman dan Imun”. Ada juga langkah-langkah cuci tangan pakai sabun, hal-hal yang harus dilakukan dalam adaptasi kebiasaan baru hingga doa dari perlindungan dari penyakit berbahaya (virus Corona).
Direktur Pesantren Muhammadiyah Hizbul Wathan, Drs. H. Mansyur Qadir, M. Ag menuturkan, kendati pembelajaran saat ini dilakukan secara online, para sivitas akademika tetap berupaya menerapkan protokol kesehatan saat bertemu di pesantren. “ Sistem pembelajaran di masa pandemi setiap hari dilakukan secara online. Namun bulan lalu, digelar outing class dimana kami tetap menerapkan protokol kesehatan. Semua wajib cuci tangan, pakai masker dan menjaga jarak,” jelas Mansyur.
“Kami juga pernah menggelar penyuluhan kesehatan pencegahan Covid-19 yang diikuti guru dan santri-santri, “ tambah suami dari Nadrah Naiem ini. Para sivitas akademika pesantren sadar betul, bahwa urusan kesehatan itu amat penting. Mereka tidak mau gegabah, karena para santriwan/wati berasal dari berbagai kabupaten/kota di Sulsel. Sehingga jika para santriwan/wati bertemu, urusan penerapan protokol kesehatan menjadi nomor satu.
Pesantren ini berdiri di atas lahan seluas 3 hektare yang kini memiliki 100 santri/wati jenjang SMA dan 50 santri/wati jenjang SMP. Disebutkan Ahmad Yasser Mansyur, S.Ag, S.Psi, M.Ssi, Ph.D, Pembina Pesantren jika pesantren ini menerapkan metode belajar outing class yakni belajar dan berkreasi di alam. Kelebihan pesantren ini juga memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) berstandar nasional, wisata kebun syariah, konseling-psikoterapi alam qur’ani dan program unggulan santripreneur yakni satu santri satu jenis usaha, serta program tahfidz-tafhim Alquran. (*)
Penulis dan Editor: Dian Muhtadiah Hamna