PINRANG, PIJARNEWS.COM — Penyandang disabilitas di Sulawesi Selatan masih terkesan dianaktirikan. Baik dari segi pelayanan publik maupun di bidang olahraga.
Ketua Nasional Paralimpic Comite (NPC) Provinsi Sulawesi Selatan, Muhammad Soni Sandra mengatakan, dari bidang olahraga khususnya penyandang disabilitas masih didiskriminasi. “Mulai dari pembinaan, maupun sarana dan prasarana olahraga yang dipersiapkan,” kata Soni saat penutupan pekan Paralimpic provinsi (Pepaprov) dan peringatan hari disabilitas tingkat Sulawesi Selatan yang digelar di Kabupaten Pinrang, Senin 3 Desember 2018.
Dia mengatakan, atlet-atlet yang berprestasi di pekan Paralimpic provinsi ini, tidak mendapatkan apa apa. “Jangankan bonus, medali untuk yang juara saja tidak,” kata Soni.
Ke depan kata dia, hal ini tidak boleh lagi terjadi, harus ada kesetaraan antara atlet yang berprestasi dan kaum disabilitas yang berprestasi di cabang olahraga disamakan. “Mereka juga harus ada bonus, seperti atlet yang berprestasi lainnya,” harap Soni.
Dari pantauan, pada penutupan pekan Paralimpic Provinsi, Sulawesi Selatan ini, atlet yang berprestasi hanya mendapatkan bingkisan berupa patung Lasinrang, Pahlawan Kabupaten Pinrang, sementara mereka tidak mendapatkan medali apalagi bonus.
Bupati Pinrang, Andi Aslam Patonangi mengatakan, momen hari Disabilitas Internasional ini, harus membuka mata hati kita untuk memperlakukan kaum disabilitas sama dengan masyarakat umum. “Jangan hanya karena mereka memiliki kekurangan, kemudian kita mendiskriminasikan mereka,” kata Andi Aslam.
Sebab, kata dia, dibalik kekurangan yang mereka miliki, tersimpan potensi potensi yang besar di dalam diri mereka. (srd/alf)