PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Warga miskin di Kelurahan Galung Malloang, nenek Deleng ternyata bertahun-tahun menjadi tukang cuci dirumah Taufan Pawe, jauh sebelum menjadi walikota. Hal itu diungkap nenek Deleng saat dikunjungi beberapa dermawan, Rabu 15 Februari.
“Kalau tidak na-lupa jaka, insya Allah dia kenal ji saya itu. Hampir tiap hari dirumahnya ka cuci piring, cuci baju, masak-masak. Biasa juga bermalam kalau menumpuk kerjaan. Cuma maluki sekarang kesana karena sudah jadi walikota,” kata nenek Deleng.
Pada masa kepemimpinan Zain Katoe, nenek Deleng kerap memperoleh bantuan langsung atas perintah ZK. Namun saat in meski dirinya dalam kondisi sangat menyedihkan, nenek Deleng enggan mendatangi walikota dan meminta bantuan. “Maluki nak, kita’ orang miskin kasian,” ujarnya, sembari mengaduk butir jagung kering dalam nampan. Jagung itu nantinya dia masak untuk dimakan layaknya nasi.
Nenek Deleng juga ternyata berasal dari keluarga pejuang perang. Sebuah pin khas veteran disimpannya baik-baik dilemari gubuknya. “Bapakku namanya Kallolo’, dia dulu pejuang. Saat kita diserbu Belanda, mereka lari masuk hutan. Biasa saya dari Lakessi keluar masuk hutan, mengantar makanan yang disembunyi dalam tumpukan garam,” kenangnya.
Nenek Deleng tinggal digubuk di Jalan Lingkar, Kelurahan Galung Maloang. Gubuknya sudah rapuh dimakan rayap, dan doyong ke kanan seperti hendak rubuh. Tiga batang tiang kayu menyangga sisi kanan, sementara sisi kiri diikat tambang pada tiang listrik.
Meskipun tidak mengantongi KTP Parepare, dirinya sudah hampir 20 tahun tinggal dirumah gubuk itu. Nenek Deleng bersedia, jika pemerintah setempat mengupayakan agar dia bisa pindah domisili dan diberikan KTP Parepare agar bisa menerima bantuan. Sayang saat PIJAR ingin mengonfirmasi ke rumah lurah setempat di Lumpue, dia sedang tidak ada dirumahnya. Begitu pula saat PIJAR mengunjungi Kantor Camat Bacukiki, pejabat berwenang sudah pulang. (mul/ris)