MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Memasuki bulan syawal terdapat dua amalan puasa yang banyak dipertanyakan oleh umat muslim. Pertama puasa syawal dan yang kedua membayar utang puasa ramadan.
Lantas, apakah boleh menggabung kedua amalan puasa tersebut secara bersamaan? Serta bagaimana niat dan dan ketentuannya dalam Islam terkait hal ini?
Agar lebih memahami tentang keduanya, berikut ulasannya sebagaimana dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber:
Hukum dan Ketentuan Puasa Syawal
Puasa syawal adalah puasa sunah yang dikerjakan selama 6 hari di bulan ramadan. Puasa ini dapat dikerjakan sehari setelah hari raya Idul Fitri yakni pada tanggal 2 syawal hingga akhir bulan syawal.
Adapun pengerjaan puasa syawal ini dapat dilakukan secara berurutan ataupun tidak. Dikutip dari NU Online, orang yang mengerjakan puasa 6 hari di bulan syawal ini akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa selama setahun penuh.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim).
Hukum dan Ketentuan Qadha Puasa
Sementara itu dikutip dari laman PPPA Darul Quran, qadha puasa ramadan adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti utang puasa yang pernah ditinggalkan selama bulan ramadan. Puasa ini hukumnya wajib untuk ditunaikan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 184:
أَيَّامًا مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Bolehkah Menggabung Niat Qadha Puasa Ramadhan dengan Puasa Syawal?
Pertanyaan selanjutnya, apakah boleh menggabungkan kedua amalan tersebut? Bagaimana hukumnya jika amalan wajib dan amalan sunah dikerjakan sekaligus?
Menjawab hal ini para ulama memiliki perbedaan pendapat. Ibnu Hajar al Haitamiy dan Syekh Ar Ramli dalam Kitab I’anatut Thalibin menjelaskan bahwa bacaan niat puasa syawal dan qadha puasa ramadan dapat digabung sekaligus tanpa mengurangi pahala puasa keduanya.
“Pendapat yang memiliki wajah penyengajaan dalam niat adalah adanya puasa di dalamnya maka sama seperti salat tahiyat masjid. Bila diniati kesunahan keduanya juga mendapatkan pahala, bila tidak diniati maka gugur tuntutannya,” bunyi keterangan Ar Ramli dikutip dari Naungan Bulan Kemuliaan: Fikih Ramadan 4 Mazhab oleh Gus Arifin.
Adapun pendapat ulama yang kedua yakni dari Abu Makhramah dan Bughyah al Mustasyidin menyebutkan bahwa niat puasa yang digabung sekaligus akan menggugurkan pahala puasa yang dilakukan. Karena itu Abu Makhramah menganjurkan untuk mendahulukan puasa wajib daripada puasa sunah.
Niat Puasa Syawal dan Bayar Utang Puasa
Adapun terkait bacaan niat yang digabung antara puasa syawal dengan qadha puasa ramadan tidak ada tuntunannya dari para Ulama. Sementara laman MUI Sulsel menyebutkan bahwa salah satu pendapat ulama yang membolehkan menggabung kedua amalan puasa ini, menjelaskan bahwa niat puasa syawal diikutkan dalam niat puasa Qadha Ramadan. Artinya, puasa qadha dilakukan di bulan Syawal dengan mengharap pahala bulan Syawal.
Adapun jika ingin dilafalkan, bacaan niat puasa Syawal sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an sittatin min syawwaalin sunnatan lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunnah karena Allah Ta’ala,”
Sementara bacaan niat qadha puasa Ramadhan, sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu shouma ghodin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Demikianlah penjelasan tentang Niat Puasa Syawal Sekaligus Bayar Utang Puasa Ramadhan. Semoga bermanfaat!. (*)
Sumber: detik.com