OPINI-Apakah kalian pernah berpikir bahwa sampah yang anda buang ke laut akan kemana?. Pasti kita semua tak asing dengan kata-kata “Buanglah Sampah Pada Tempatnya”. Membuang sampah di laut menjadi hal yang lumrah bagi manusia dan tidak memikirkan bahwa membuang sampah sama saja kita merusak ciptaan Tuhan.
Sampah yang ada di laut tentu saja merusak ekosistem laut. Perlu kita ketahui bahwa ketika ekosistem di laut mengalami kerusakan yang kemudian menyebabkan kecenderungan menurunnya hasil tangkapan ikan. Meskipun saat ini ada banyak individu maupun komunitas atau organisasi yang menggerakkan aksi jaga bumi dengan berbagai macam penyuluhan lingkungan ataupun kampanye, akan tetapi sebagian masyarakat tetap merasa acuh tak acuh akan etika membuang sampah dan seolah tak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Ironisnya, belakangan ini terjadi cuaca ekstrem yang menyebabkan tingginya gelombang air laut yang ada di Kota Parepare. Sehingga, masyarakat Kota Parepare tidak melaut, mengacu pada prediksi BMKG bahwa tanggal 22-25 Desember 2022 itu akan terjadi cuaca ekstrem. Tingginya gelombang air laut yang menyebabkan sampah dilautan ikut terdampar di tepi pantai hingga ke permukaan jalan. Seolah laut memberikan sampah hasil dari aktivitas masyarakat itu kembali, mereka yang tak sadar akan lingkungan sekitar, seperti laut mengingatkan kembali ke masyarakat bahwa jangan membuang sampah ke lautan.
Setidaknya sekitar 80 persen yang ada dilautan adalah sampah dari daratan. Angka ini didapatkan dari data Sistem Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) per 16 Juni 2022, yang di kumpulkan dari 207 Kabupaten dan Kota pada tahun 2021. Kita sebagai manusia mestinya sadar akan hal kecil yang dapat kita lakukan ialah dengan cara sipakainge (saling mengingatkan), kita harus saling mengingatkan bahwa jangan membuang sampah sembarang, sipakatau (saling memanusiakan manusia), kita sebagai makhluk sosial tentunya tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan manusia lainnya. Dan sipakamase (saling mengasihi), kita saling mengasihi yang artinya kasih sayang terhadap lingkungan sekitar, baik itu manusia maupun lingkungan. Ketika kita mengimplementasikan sipakatau, sipakainge dan sipakamase ini akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri sebagai manusia.
Maka, dari itu sebagai manusia ciptaan Allah Subhanahu Wa ta’ala, kita harusnya peduli dengan seluruh ciptaanya dan tak pandang bulu dalam menolong maupun melindungi seluruh ciptaan Allah Subhanahu Wa ta’ala.(*)
Tulisan opini yang dipublikasikan di media online ini menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi. PIJARNEWS.COM tidak bertanggung jawab atas persoalan hukum yang muncul atas tulisan yang dipublikasikan.