OPINI– Hari ini baru kita disuguhkan pertandingan final piala dunia yang penuh dramatis antara Argentina dan Francis. Tradisi nonton bareng di mana-mana dan membuat blok pendukung agar nontonnya seru.
Rela menunggu berjam-jam kick off tanda dimulainya pertandingan. Keseruan nonton bareng ada dimana-mana. Ada di cafe dengan bermodalkan secangkir kopi, ada pasang layar lebar di halaman rumah, ada yang khusus membuat acara nonton bareng bahkan potong ayam, kambing untuk santap bersama sambil nonton keseruan pertandingan.
Pendukung yang fanatik terhadap satu kesebelasan mati-matian memberikan support, walau boleh jadi fanatik karena sosok pemainnya, bukan permainannya.
Ada juga fanatik dengan alasan satu aqidah, ada juga fanatik karena kebiasaan membantu bidang sosial menurut media sosial. Macam-macam alasan para supporter apabila ditelusuri kenapa senang dan mendukung satu kesebelasan.
Demikian pula sebaliknya tidak suka satu kesebelasan karena tidak suka pemainnya, negaranya, agamanya, Ada juga kelompok penonton (bukan supporter) yang hanya ikut ramai-ramai. Kelompok ini minoritas dan kalau nonton tdk seru. Kelompok paling sering mengomentari suporter pendukung dan bukan pendukung.
Saat sudah kick off, para suporter menunggu terjadinya gol dengan dibumbuhi ketegangan pada saat kesebelasan dukungannya menyerang atau diserang. Tidak sedikit suporter komat kamit mengeluarkan kata-kata pujian, cacian dan macam-macam lainnya.
Menit demi menit pertandingan berjalan, saat argentina menyerang dan berada di kotak pinalty terjadi pelanggaran dan berakibat tendangan pinalty. Yang menarik terjadi diskusi panjang, pro kontra para suporter terkait hukuman itu. Suporter pendukung kesebelasan terhukum menuduh sang pengadil tidak adil dan macam-macam.
Sementara suporter pihak sebelah tidak peduli apakah keputusan benar atau tidak benar yang penting goalllll.
Keseruan ini berjalan cukup lama dari biasanya. (tidak termasuk ekstra time) Waktu digunakan 2 x 45 menit, karena seri 2:2 dilakukan penambahan waktu 2 x 15 menit eeeh ternyata seri lagi 3:3. Penentuan terakhir adu pinalty dan akhirnya Argentina meraih kemenangan ketiga kalinya (1978, 1986, 2022) dengan kedudukan 7:5.
Pemain argentina menyambut kemenangan ini dengan eforia. Menari, loncat-loncat, berteriak, saling peluk dan berbagai macam aksi yang diikuti pula para suporter baik yang nonton di lapangan. Air mata bahagia mengucur deras tiada henti, saat berbicara, berpelukan deraian air mata turut menyertai.
Demikian pula para pemain Perancis saat menerima kekalahan seakan dunia hampa. Para pemain tertunduk lesu dengan air mata kekecewaan, kesedihan mengalir seakan tidak percaya apa yang terjadi. Suporterpun melakukan hal yang sama dengan kesedihan yang berkepanjangan.
Tidak sedikit suporter menumpahkan kekecewaan dengan mengumpat wasit, menuduh pertandingan sudah diatur. Bahkan merusak aksesoris miliknya. Inilah gambaran dua sisi suporter yang berbeda.
Menariknya kedua kesebelasan, suporter dalam mengekspresikan situasi yang dihadapi mengeluarkan air mata. Ini merupakan tanda bahwa air mata bukan hanya berada pada wilayah seseorang sedih, susah, berduka.
Tahukan Kamu Tentang Air Mata?
Banyak orang yang hanya mengetahui tentang air mata, dan sering mengeluarkan air mata namun tidak mengetahui jenisnya. Berdasarkan hasil penelitian sedikitnya tiga jenis air mata.
Pertama adalah air mata basal, yakni air mata yang berada di mata kita sepanjang waktu dan melayani tujuan melumasi, memberi nutrisi, dan melindungi mata.
Kedua yaitu air mata refleks. Air mata ini merupakan suatu bentuk untuk melindungi mata kita dari iritasi seperti angin, asap atau bawang.
Ketiga adalah air mata emosional. Air mata ini yang paling akrab dengan kita, karena setiap orang pasti pernah mengalami emosi baik setelah bertengkar maupun saat menonton film yang menguras perasaan. Kesebelasan yang didukung menang atau kalah. Hal ini membuat banyak orang tak tahan untuk tidak menangis.
Dalam pandangan Islam Orang-orang yang gampang berderai air matanya ketika terharu mengingat dan merindukan Tuhan nya, air mata itu akan melicinkannya menembus surga. Air mata yang tumpah karena menangisi dosa masa-masa lalu akan memadamkan api neraka.
Hal itu sesuai dengan hadis Nabi, bahwa ada mata yang diharamkan masuk neraka, yaitu mata yang tidak tidur semalaman dalam perjuangan fisabilillah dan mata yang menangis karena takut kepada Allah.
Saat sesorang menangis karena menyesali perbuatan salah yang pernah diperbuat, juga merindukan Allah swt. Saat itu pula orang itu meningkat keimanan dan ketaqwaannya. Allah swt. memuji orang menangis. Dan, mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.” (QS al-Isra’ [17]:109).
Nabi Muhammad SAW juga pernah berpesan. “Jika kalian hendak selamat, jagalah lidahmu dan tangisilah dosa-dosamu.”
Anda mengeluarkan air mata apa?
*#narasiorangbiasa*
*#menulisuntukdibaca*
*#jangandibacakalautidakberminat
Penulis: HM. Saleh
(Dosen IAIN Parepare
Pengurus DPW BKPRMI Sul-Sel
Ketua Majelis Anak Shaleh Parepare)