Oleh : Ratih Ramadani, S.P.
(Praktisi Pendidikan)
Berdasarkan data Pusiknas Bareskrim Polri terdapat 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Angka ini tentu telah melampaui kasus bunuh diri sepanjang tahun 2022 yang jumlahnya mencapai 900 kasus.
Berdasarkan lokasi pelaporannya, kasus bunuh diri di Indonesia paling banyak ditemui di Jawa Tengah, yaitu mencapai 356 kasus. Berikut daftar 10 provinsi dengan laporan kasus bunuh diri terbanyak di Indonesia sepanjang Januari-18 Oktober 2023:
Jawa Tengah: 356 kasus,Jawa Timur: 184 kasus,Bali: 94 kasus,Jawa Barat: 60 kasus, D.I Yogyakarta: 48 kasus, Sumatera Utara: 41 kasus, Lampung: 27 kasus, Sumatera Barat: 26 kasus, Bengkulu: 22 kasus, Sulawesi Utara: 18 kasus.
Rusaknya Iman dan Mental
Seperti yang baru-baru terjadi oleh Seorang mahasiswi kedokteran Unair ditemukan tewas di dalam mobilnya yang terparkir di halaman Apartemen Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (5/11/2023).
Di dalam mobil tersebut ditemukan tabung helium serta dua lembar surat wasiat yang ditujukan untuk keluarganya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kanit Reskrim Polsek Waru AKP Ahmad Yani.
“Korban meninggalkan dua lembar surat wasiat berbahasa Inggris. Yang ditujukan kepada pihak keluarga korban,” kata AKP Ahmad Yani.
Atas temuan berbagai macam bukti di TKP tersebut, polisi menduga mahasiswi tersebut bunuh diri.
“Untuk sementara diduga bunuh diri, tapi alangkah baiknya menunggu hasil autopsi,” jelas AKP Ahmad Yani.
Korban ditemukan sudah tewas dengan posisi duduk di jok belakang kemudi.
Pada saat ditemukan, kondisi seluruh pintu dan kaca mobil tertutup.
Korban ditemukan dengan kondisi kepala dibungkus plastik dan plastik itu dilakban pada bagian leher.Dugaan bunuh diri diperkuat dengan ditemukannya tabung berisi helium di dalam mobil.
Jika ditelisik kehidupan manusia saat ini benar-benar miris, karena saat ini kita di setir oleh sistem Sekuler-Kapitalis tidak menyejahterakan kehidupan manusia.
Fenomena bunuh diri ini lahir dari kehidupan sekuler yang tidak menjadikan agama sebagai pedoman hidup. Kehidupan sekuler yang melahirkan individu materialistis dan liberalistis memicu stres yang berujung pada usaha mengakhiri nyawa sendiri di kalangan mahasiswa.
Profil pemuda atau mahasiswa kapitalis rapuh. Bahkan mendapat julukan generasi Strawberry, dari luar nampak indah, keren. Namun, ketika mental di sentuh oleh problematika kehidupan langsung rapuh dan tidak punya tekat menyelesaikan, bahkan tidak mempunyai solusi tepat mengatasi masalah yang dihadapi, mencari ruang bercerita di tempat yang salah.
Hal inilah yang akan merusak dan bahkan mendorong seseorang bermaksiat atau berbuat dosa tanpa rasa takut. Bahkan, dikehidupan sehari-hari sering mengurung diri.
Sistem Islam Apakah Solusi?
Sebagaimana yang diyakini oleh orang beriman, sistem Islam satu-satunya aturan hidup yang shohih karena berasal dari Allah SWT yang Maha Pencipta.
Begitu juga Allah telah menciptakan manusia beserta dengan aturannya. Alquran sebagai panduan yang di dalamnya ada perintah, larangan juga petunjuk. Aturan tersebut wajib kita taati. Di antaranya bunuh diri, tentu perbuatan tersebut dilarang keras dalam Islam. Manusia tidak boleh mendzalimi dirinya sendiri, bahkan sampai menghilangkan nyawa.
Sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS.An-Nisa [4]:29).
“Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula.” (HR Bukhari dan Muslim).
Seorang manusia tidak boleh mengakhiri hidupnya mau itu dengan cara gantung diri, minum racun dan lain sebagainya. Karena yang berhak menetapkan hidup dan mati seseorang hanya Allah.
Seharusnya pemimpin memberikan solusi efektif dengan penerapan sistem Islam kaffah (Mengambil semua hukum Allah sebagai aturan kehidupan) . Karena solusi tidak cukup hanya dengan logika, seperti ajakan untuk tidak putus asa, tanpa adanya praktek atau tindakan. Berbeda dalam sistem Islam, ada fikrah (ide) dan tarikah (cara mewujudkan ide tersebut).
Seperti solusi kasus bunuh diri, Islam dengan ideologinya akan meriayah masyarakat agar senantiasa kuat keimanannya.
Kemudian ide tersebut di terapkan. Masyarakat pun akan dipahamkan dengan konsep qodo dan qodar.
Sehingga akan meyakini dengan ketetapan yang Allah berikan, dan menerima ujian dalam hidupnya. Salah satunya sakit, masyarakat di ajarkan konsep untuk sabar, karena hal tersebut merupakan qodo yang Allah sudah tetapkan. Jika kita bersabar dengan sakit, maka itu jadi penggugur dosa untuk kita.
Selain itu, sistem Islam akan benar-benar menjaga mental dan keimanan masyarakat agar tetap terjaga dan sehat.
Pemimpin dalam Islam (Khalifah) akan menjauhkan paham-paham barat yang merusak pondasi keimanan. Karena hanya dengan sistem Islam kaffah semua aturan hidup akan di realisasikan. Sehingga masyarakat akan terus dibimbing agar senantiasa berada dalam ketakwaan. Pun dengan sandang, pangan, papan, juga lapangan pekerjaan akan diberikan oleh Khalifah. Maka masyarakat tidak diberikan beban yang berat untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian kasus bunuh diri dapat di minimalisir, bahkan tidak ada, jika Islam kaffah diterapkan.
Dengan terealisasinya aturan Islam maka akan melahirkan individu yang bertakwa kuat imannya sesuai tuntunan Alquran dan As-sunah.
Wallahu’alam Bish Shawab